Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan siklon tropis Nesat berdampak secara tidak langsung pada tinggi gelombang Laut Natuna Utara.
"Dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan terhadap kondisi cuaca di Indonesia adalah tinggi gelombang 2,5 meter sampai 4 meter di Laut Natuna Utara," kata prakirawan BMKG Nurul Pramiftah dalam keterangannya seperti dikutip Antara di Jakarta, Rabu (19/10).
Tercatat juga tinggi gelombang di perairan Kepulauan Anambas dan perairan Kepulauan Natuna berkisar 1,25-2,5 m.
Nurul memprakirakan posisi siklon tropis Nesat ini berada di Laut China Selatan, sekitar 1.520 km sebelah utara Natuna dengan arah gerak ke Barat dengan kecepatan 8 knots atau 15 km/jam.
Dan dalam 24 jam ke depan akan menjauhi wilayah Indonesia sekitar 1.510 sebelah utara Natuna dan bergerak dengan kecepatan yang menurun yaitu 6 knots atau 10 km/jam.
Baca juga: Waspada Sindroma Metabolik bagi Perempuan di Atas Usia 40 Tahun
"Diperkirakan intensitas Siklon Tropis Nesat menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah Barat," kata Nurul.
Ia juga menambahkan, BMKG memantau adanya bibit siklon tropis 92B yang berada di laut Andaman dengan kecepatan angin maksimum 25 knot, meskipun potensi tumbuh menjadi siklon tropis dalam kategori rendah.
"Potensi sistem ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah," katanya.
Bibit siklon tropis 92B ini berdampak juga secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia, terutama pada tinggi gelombang di perairan barat Aceh, Kepulauan Nias, perairan utara Sabang sampai Samudra Hindia barat Aceh.
"Tinggi gelombang 1,25 sampai 2,5 m terjadi di perairan barat Aceh dan Kepulauan Nias. Tinggi gelombang 2,5 sampai 4 m terjadi di perairan utara Sabang, Selat Malaka bagian utara dan Samudra Hindia barat Aceh," tambah Nurul. (Ant/OL-16)
Memasuki malam hari, BMKG memprediksikan bahwa cuaca di Jakarta Barat akan berawan.
Awal musim kemarau dapat terjadi lebih awal, sama, atau mundur dari rata-rata klimatologis selama 30 tahun.
BMKG mengatakan Indonesia berisiko mengalami periode kekeringan yang panjang pada Juli hingga akhir 2023 karena adanya dua fenomena alam yang ekstrem, El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).
Hujan disertai petir dan angin kencang dengan durasi singkat itu berpotensi terjadi antara siang dan malam hari di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Memasuki siang hari, hujan ringan akan turun di seluruh wilayah Jakarta. Di malam hari, BMKG memprediksi akan turun hujan petir dan hujan sedang hingga dini hari.
Cuaca cukup bersahabat hampir di seluruh wilayah ibu kota, bahkan di Jakarta Barat yang diprediksi cerah.
Badai Surigae menjadi badai terbesar melanda Samudra Pasifik selama April. Suhu laut yang meningkat akan menjadi pemicu munculnya banyak badai di wilayah Samudra Pasifik.
Korban tewas akibat badai yang melanda Filipina dalam beberapa hari terakhir telah meningkat menjadi 98 orang.
Korban tewas akibat badai dahsyat yang memicu banjir dan tanah longsor di seluruh Filipina telah mencapai 150 orang, seperti dilaporkan pejabat bencana Kamis, (3/11).
SIKLON tropis Ilsa menerjang Australia Barat Laut dengan angin terkuat yang pernah tercatat di negara tersebut.
OTORITAS Pengelolaan Perikanan Australia (AFMA) mengatakan tidak akan menuntut sekelompok nelayan Indonesia yang ditemukan terdampar di lepas pantai setelah Topan Tropis Ilsa bulan lalu.
Badai siklon Biparjoy diprediksi akan menjadi badai yang parah dan tiba di antara Mandvi, Provinsi Gujarat, India, dan Karachi, Pakistan, pada Kamis (15/6) malam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved