Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEMACETAN lalu lintas jalan lintas barat (Jalinbar) di Provinsi Lampung sudah dalam tahap memprihatinkan. Jalinbar di Provinsi Lampung melintasi Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, dan Kabupaten Tanggamus.
Hal tersebut diakui Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona dan Pj Bupati Pringsewu Adi Erlansyah pada diskusi publik yang diselenggarakan PWI Lampung bertajuk Macet Jalinbar: Apa Solusinya? di Bandarlampung, Kamis (6/10). Jalinbar Lampung melintasi Kota Bandarlampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, dan Kabupaten Tanggamus.
"Sesuai data yang didapatkan oleh dishub, kemacetan terjadi pada pukul 06.00 hingga 08.00. Kemudian di sore hari terjadi pukul 16.00 hingga 18.00," kata Dendi.
Dia mengungkapkan, dalam kurun waktu satu jam, terdapat 3.000 kendaraan yang melintas di jalinbar Kabupaten Pesawaran. "Kendaraannya itu variatif ya mulai dari roda dua, roda empat, hingga ke roda dua belas," ujarnya.
Menurut dia, titik kemacetan terparah di jalinbar berada di simpang Tugu Cokelat karena sebagai titik temu dari tiga bagian jalan yaitu jalan provinsi, jalan nasional, dan jalan kabupaten/kota.
Dendi mengaku telah menyampaikan keluhan kemacetan Jalinbar ke Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi pelajar dan bendungan di Pesawaran. "Tapi mungkin keluhan saya terkait jalan ini masih nyangkut di tengah karena kan pekerjaan mereka tentu saja bukan hanya soal jalinbar," kata dia.
Pj Bupati Pringsewu Adi Erlansyah menyebutkan ada dua solusi dalam mengatasi kemacetan di jalinbar. "Pertama, itu peningkatan jalan dan yang kedua menyiapkan jalan lingkar pada ruas jalinbar untuk mengurai kemacetan," kata Adi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Lampung, Febrizal Levi Sukmana, faktor utama kemacetan adalah volume kendaraan tidak sesuai kapasitas jalan. "Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan, volume kendaraan di jalinbar mencapai lebih dari 15 ribu," kata Levi.
Karena itu, dia menyarankan untuk solusi jangka pendek, perlu ada jalan shortcut atau pintas, terutama di ruas Kemiling Bandarlampung-Pesawaran. "Mungkin jalan shortcut ini bisa memecah kemacetan. Ini juga sudah dibahas di DPRD Lampung, mungkin nanti dimatangkan lagi," jelasnya.
Menurut dia, untuk membuat jalan shortcut sepanjang 20 kilometer perlu kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung, Kabupaten Pesawaran, dan BPJN. Kemacetan di Pringsewu sering terjadi di dalam kota.
Untuk itu, ia mengusulkan perlu dibangun jalan lingkar. Levi menilai untuk solusi jangka panjang perlu dilakukan pelebaran jalan hingga dibuat jalan linas Jalinbar dua jalur. (OL-14)
Pemprov DKI perlu menjelaskan bahwa ERP bukan pajak tambahan, melainkan mekanisme pengelolaan ruang jalan secara adil
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Bina Marga untuk menertibkan seluruh pembangunan atau proyek galian yang menyebabkan kemacetan di Jakarta.
Deddy menjelaskan bahwa tarif untuk kendaraan yang melintas di jalan yang terpasang ERP seperti di beberapa negara maju, jauh lebih mahal dibandingkan lewat jalan tol.
Polda Metro Jaya mengungkap kemacetan parah yang terjadi di ruas Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Jenderal Sudirman pada Rabu (28/5) disebabkan oleh tingginya volume kendaraan.
Integrasi jalan tol eksisting menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok dinilai merupakan solusi strategis untuk mengurai kemacetan di kawasan pusat distribusi logistik nasional tersebut.
Kemacetan disebabkan oleh kesalahan perencanaan operasi di salah satu terminal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved