Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
NELAYAN di tujuh kabupaten di Bengkulu, berhenti melaut akibat gelombang tingggi yang mencapai empat meter. Kondisi ini kemungkinan akan terjadi hingga tiga hari ke depan.
Buyung, 39, nelayan di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, mengatakan, puluhan nelayan yang ada di desa tersebut berhenti melaut akibat gelombang tinggi mencapai empat meter.
"Sudah dua hari ini berhenti melaut akibat cuaca ekstrem dan gelombang yang tinggi di Samudera Hindia. Selama tidak melaut, sebagian nelayan beralih profesi menjadi buruh atau tukang bangunan," jelasnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai, Bengkulu, mengimbau agar nelayan untuk sementara tidak melaut karena cuaca buruk yakni adanya gelombang tinggi di Perairan Pulau Enggano Bengkulu, yang mencapai empat meter. Untuk saat ini nelayan dan kapal tongkang diminta tidak berlayar di perairan Bengkulu atau untuk tidak melaut mencari ikan.
Kepala Seksi Data Informasi BMKG Pulau Baai Bengkulu, Anang Anwar di Bengkulu, mengatakan, diperkirakan hingga tiga hari ke depan wilayah di Provinsi Bengkulu akan terjadi hujan yang disertai dengan angin kencang.
"Nelayan, kapal tongkang dan msyarakat diminta waspada terhadap cuaca yang terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu l, hingga beberapa hari ke depan," imbuhnya.
Curah hujan yang terjadi di Bengkulu, kata dia, disebabkan adanya sirkulasi siklonik di perairan barat Sumatera sehingga membentuk konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatera khususnya di Bengkulu. Selain itu, adanya labilitas udara yang cukup kuat di atmosfer Bengkulu, sehingga dapat menyebabkan adanya potensi pembentukan awan hujan.
Saat ini, gelombang tinggi juga disebabkan karena pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur menuju tenggara dengan kecepatan angin berkisar lima hingga 20 knot. BMKG juga mengimbau, agar masyarakat untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, serta angin kencang. (OL-15)
PENURUNAN permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut menyebabkan migrasi besar-besaran para nelayan dari Pantura, khususnya daerah Indramayu, Cirebon, dan Tegal ke Jakarta.
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
AKTIVITAS penangkapan ikan mengunakan bahan peledak masih terus berlangsung di perairan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para nelayan di wilayah terdampak mengatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi cuaca yang memburuk.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan
Komitmen kepolisian dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat, khususnya nelayan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Selasa, 17 Juni 2025, meliputi potensi hujan ringan hingga hujan petir di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk Sabtu, 31 Mei 2025, dengan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Sementara itu gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah yang sebelumnya mencapai ketinggian 4 meter, pada Minggu mulai menunjukkan penurunan.
BMKG: gelombang tinggi hingga mencapai 2,5-4 meter berpotensi di perairan selatan.
Pihak BMKG telah menyampaikan informasi cuaca kepada seluruh operator pelayaran dan pelabuhan di wilayah kerja mereka.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia pada Kamis, 8 Mei 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved