Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Bukit Pucangan, Bangkit Walau di Atas Bukit

Faishol Taselan
26/9/2022 21:00
Bukit Pucangan, Bangkit Walau di Atas Bukit
Seorang warga mengamati batu yang ada di Bukit Pucangan, Jombang, Jawa Timur(MI/FAISHOL tASELAN)

TIDAK banyak yang tahu bahwa Kabupaten Jombang memiliki satu destinasi wisata perbukitan yang asri, indah dan mempesona. Nama wisata di atas Bukit itu adalah Bukit Pucangan yang terletak di Desa Cupak, Kecamatan Musikan, Kabupaten Jombang.

Mendengar namanya saja terkesan aneh. Mana ada Wisata di atas bukit, apalagi tempatnya tidak jauh dari Surabaya. Meski Namanya aneh Bukit Pucangan ternyata memiliki sejarah panjang bagi Jawa Timur.

Disinilah  petilasan prasasti yang kini berada di India, yakni prasasti Batu Pucangan. Batu itu kini berada di India, yang ada di Bukit Pucangan hanyalah petilasan saja.

Tapi, bukan hanya Prasasti yang menarik perhatian, tapi wisata bukitnya yang menakjubkan. Untuk menuju ke Wisata Bukit Pucangan bisa ditempuh dua jam perjalanan dari Surabaya dan satu jam dari Kota Jombang.
 
Meski berada di Jombang namun Desa Cupak berada di pinggiran wilayah Jombang malah dekat dengan Lamongan. Untuk menuju Bukit Pucangan harus melalui jalan setapak.

Meski akses jalan tersedia, namun rusak parah, hanya sebagaian kecil saja yang tampak mulus. Bahkan, Ketika naik ke bukit praktis jalan hanya bebatuan. Tapi, tidak mengurangi minat pengunjung untuk datang.

Apalagi di atas bukit tersebut terdapat  makam Putri Dwikulisuci yang tercatat anak Prabu Airlangga. Menambah, minat orang untuk datang. Pada hari tertentu, seperti Jumat Kliwon, ribuan orang yang datang.

“Mereka tidak hanya sekedar ingin bertapa tapi juga ingin menikmati pemandangan indah di bukit tersebut,” kata Ismail, salah satu penjaga wisata tersebut.

Mereka kerasan untuk datang ke bukit ini, karena jika di pagi hari bisa menikmati sejuknya udara perbukitan. Ditambah lagi dengan indahnya kawasan hutan yang mengitari perbukitan.

Walau dua tahun lalu covid-19 melanda Kawasan wisata dan akhirnya banyak yang ditutup,  Bukit Pucangan seolah cuek dengan semuanya itu. Ribuan pengunjung selalu memadati Kawasan tersebut.
 
“Mereka rela berdesak-desakan hanya untuk semedi dan menenangkan diri. Sampai mereka keluar bangunan karena padatnya warga yang datang,” kata Ismail.

Selain kawasan bukit yang indah, wisatawan yang datang bisa menikmati deretan peningkalan masa Prabu Airlangga. Ada satu batu yang tertancap utuh di atas bukit dan biasanya dipilih wisatawan untuk lokasi swafoto.

Setelah itu, mereka turun tangga dan menuju ke pemakaman Putri Dwikulisuci. “Jadi, makam ini menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan, selain ingin melihat makam, mereka biasa juga ngalap berkah,” ungkapnya.

Biasanya pengunjung tidak menginap satu hari tapi bisa berhari hari. Hanya sekedar ingin mendapatkan keberkahan di Makam tersebut. Biasanya mereka yang datang membawa keluarga.

Pendek kata, kata Ismail,  wisata Bukit Pucangan ini tidak ada matinya. Silih berganti mereka datang, tidak hanya dari sekitar Jombang tapia da juga dari luar provinsi, seperti Bali, Kalimantan. Bahkan, dari Malaysia.

Meski wisatawan yang datang membludak, tidak perlu khawatir soal fasilitas. Untuk kebutuhan mandi, parker serta makanan mudah dicari. Warga sekitar banyak yang menyediakan tempat untuk bersih badan.


Banyak wisatawan yang datang berharap Prasasti Pucangan merupakan peninggalan penting di nusantara, karena prasasti pada tahun 1037 Masehi itu berisi tentang riwayat hidup Raja Airlangga yang paling lengkap, bisa dipulangkan ke asalnya, sehingga bisa menarik wisatawan datang lebih banyak.


Gairahkan Ekonomi Warga

Kondisi ini juga berdampak pada ekonomi warga sekitar. Warung warung bermunculan sepajang menuju lokasi wisata. Bahkan, guide lokal juga tersedia agar wisatawan tidak salah jalan.

“Sejak banyak wisatawan yang datang, warung warung bermunculan. Ekonomi warga sekitar terangkat. Padahal biasanya mereka Bertani, tapi banyak yang sudah beralih mendirikan warung,” kata Kepala Desa Cupak Winarsono.

Penghasilan warga juga sudah bertambah. Mereka memiliki usaha sampingan. Selain membuka warung juga banyak yang membuka jasa parkir. “Ya baguslah bisa meningkatkan ekonomi warga sekitar,”  ungkapnya.

Komitmen Pemprov Jatim dalam mengembangkan wisata perbukitan serta mengangkat ekonomi warga sekitar juga terus dilakukan.  Wisata perbukitan di jatim tumbuh dan berkembang luar biasa.

Sebut saja, Gunung Bromo yang menjadi favorit wisatawan domestik dan mancaranegara. Ada Gunung Semeru, Tahura, serta Kelud Vulkano. “Wisata bukit ini menjadi konsen bagi Jatim menjadi destinasi yang terus dikembangkan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Sinarto.

Bahkan, masyarakat sekitar diberikan kesempatan untuk mengembangkan usaha dengan binaan dari Pemprov Jatim. Mereka bisa menyiapkan cinderamata serta makanan khas setempat.

Pihaknya optimistis ke depan wisata perbukitan akan menjadi favorit bagi wisatawan, tidak hanya domestik tapi juga mancanegara. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya