Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
UPAYA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI) bekerj sama dengan
United Nations Office of Counter Terrorism (UNOCT) patut didukung. Pasalnya, menurut pengamat terorisme yang juga Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional, Robi Nurhadi, hal itu bisa memperkuat citra Indonesia di bidang keamanan.
"Tidak dimungkiri bahwa sebelum ini citra Indonesia di bidang keamanan mengalami penurunan. Nah, apresiasi PBB terhadap cara-cara BNPT yang bagus dan humanis, bisa bantu pelan-pelan untuk menormalkan kembali citra tersebut," kata Robi.
"Saya kira wajar kalau jajaran BNPT diapresiasi oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Bidang Kontra Terorisme PBB saat itu," imbuhnya..
Robi berharap pemerintah mengambil kesempatan momen tersebut untuk memastikan efektivitas Bali Work Plan 2019-2025 dengan memperkuat peran Indonesia bersama ASEAN dalam penanganan deradikalisasi di dunia.
"Perkuat peran Indonesia di tingkat global. Ambil momen presidensi G20 untuk menegaskan bahwa badan-badan non-ekonomi berkelas dunia. BNPT bisa lakukan itu," ujar Robi lagi.
Ia pun mengharapkan agar Presiden dan DPR jangan tanggung dalam melakukan penguatan kapasitas kelembagaan BNPT. "Ancaman keamanan berbasis teror cenderung meningkat di tingkat global. Indonesia menjadi target terdekat dari rangkaian ancaman tersebut. Maka, penguatan kelembagaan menjadi penting," ujarnya. (RO/A-1)
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menuai kecaman dari umat muslim di dunia karena mengaitkan Islam dengan terorisme.
SELASA, 17 November lalu, dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di tangan Satuan Tugas Tinombala.
DI tengah aksi teror, warga selalu jadi korban. Di Sulawesi Tengah, yang terbaru ialah pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah di lokasi transmigrasi Levono,
Wilayah Poso identik dengan serangkaian konflik yang berujung pada kericuhan.
TERORIS merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara serta kepentingan nasional.
NAMANYA Muhammad Basri. Sehari-hari, ia dipanggil Bagong. Pria asal Poso, Sulawesi Tengah, itu juga dikenal sebagai tangan kanan Santoso
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved