Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
TIM pengabdian masyarakat dari Universitas Syiah Kuala (USK) memperkenalkan inovasi alat pengolahan limbah kepada warga Gampong (Sesa) Lamtamot, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar. Alat tersebut, bisa menyulap limbah pelepah pinang menjadi produk bernilai ekonomis.
Program pengabdian USK tersebut diikuti oleh perangkat Desa Lamtamot, ibu PKK, anggota Posyandu, serta mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Alat pencetak tersebut merupakan inovasi dari ketua pengabdian USK Ichwana bersama Direktur CV Mandiri Muhammad Nazri.
"Produk kemasan yang dicetak dimaksudkan untuk kemasan kopi maupun produk lainnya. Kemudian lagi, ada pula piring yang terbuat dari pelepah pinang," kata Ichwana.
Baca juga: Mahasiswa USK Raih Top 3 Duta Peradilan Indonesia
Sekretaris Pusat Lingkungan Hidup USK itu menerangkan, ada beberapa tahapan dalam perkenalan inovasi tersebut. Pertama, sosialisasi untuk pengetahuan dan pemahaman masyarakat. Kedua, memperkenalkan alat dan memproduksi. Ketiga, pemasaran melalui Shopee ataupun melalui instagram @situklamtamot
"Berdasarkan hasil uji coba laboratorium, pihaknya menemukan bahwa, kadar air pelepah pinang yang ideal untuk dicetak adalah 12% hingga 16%. Produk inovasi ini, berdasarkan hasil uji coba, bisa dipakai 10 kali, tergantung teknik pencucian. Bisa dicuci tapi tidak direndam, dan tidak perlu digosok keras. Ini bisa pengganti styrofoam," jelasnya.
Keuchik (kepala desa) beserta perangkat gampong Lamtamot akan menjadikan inovasi ini sebagai produk khas desa setempat, dengan sebutan 'Situek Lamtamot'.
Untuk pemasaran produk, didampingi USK. Sehingga bisa dilakukan pemesanan di media sosial instagram, maupun Shopee. (OL-1)
Itu merupakan wujud nyata kolaborasi atau kerjasama perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal.
Konsep ini hadir sebagai solusi cerdas dalam mengatasi limbah pertanian dan perkebunan yang selama ini kerap menjadi persoalan pencemaran lingkungangan hidup.
Sehari sebelum keberangkatan mengadu nasib menuju pulau Jawa itu, sebuah kabar datang laksana guyuran hujan di tengah kemarau panjang.
Pelatihan diberikan pada warga Kampung Lut Kucak, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Antara lain adalah membentuk kelas tarian Likok Pulo. Itu merupakan tarian tradisional Aceh yang menonjolkan kekompakan dan nilai spiritual.
Lembaga bergengsi berada di London, Inggris itu menilai perguruan tinggi berdasarkan indikator reputasi akademik, reputasi lulusan dan rasio dosen-mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved