Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Emil Dardak Paparkan Tantangan Jatim Dalam Mengendalikan Inflasi

Despian Nurhidayat
14/9/2022 14:12
Emil Dardak Paparkan Tantangan Jatim Dalam Mengendalikan Inflasi
Emil Dardak(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak mengatakan, sebagai provinsi produsen pangan, pihaknya memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam mengendalikan inflasi yang saat ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

"Tantangan yang kami hadapi dalam pengendalian inflasi sebagai provinsi produsen pangan, tentu kami khawatir daya beli masyarakat turun. Kami juga khawatir sebagai produsen dalam hal peningkatan biaya produksi baik itu dari sisi pupuk, gandum atau kedelai karena kita masih mengandalkan itu dan akan berdampak dari sisi inflasi impor atau kondisi global," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2022 secara virtual, Rabu (14/9).

Meskipun terdapat tantangan, Emil menegaskan pihaknya tengah berupaya untuk dapat berkontribusi dalam mengedalikan inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Salah satu hal yang sudah dilakukan ialah gerakan urban farming dengan 80 ribu polybag di Surabaya dan 18 ribu polybag di Malang yang digerakkan oleh ibu-ibu PKK. "Kami juga mendorong kerja sama antar daerah. Contoh Kota Kediri dengan Kabupaten Kediri sudah MoU (suplai) cabai. Kemudian Blitar dan NTB sudah ada kerja sama untuk suplai jagung dari NTB ke Blitar sebagai sentra peternakan yang membutuhkan jagung untuk pakan. Begitu pula Blitar dengan DKI Jakarta MoU suplai telur. Kemudian Malang dengan DKI Jakarta untuk suplai daging," tegas Emil.

Pihaknya juga sudah memetakan daerah prioritas pengendalian inflasi kelompok makanan bergejolak di Jawa Timur sebagai contoh cabai rawit di Sumenep, Pasuruan, Pamekasan. Bawang merah di Kediri, Lamongan dan Magetan. Daging di Sumenep, Jember dan Probolinggo.

"Ini adalah tempat-tempat prioritas untuk operasi pasar," tuturnya.

Perlu diketahui, pada Agustus 2022, Jawa Timur mencatatkan inflasi 0,9% secara bulanan (mtm), secara tahun kalender 4,05% (ytd) dan secara tahunan 5,2% (yoy). Daerah dengan kontribusi inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0,26% dan deflasi terjadi di Sumenep sebesar 1,13%. Komoditas penyumbang inflasi di Jawa Timur ialah akademi, perguruan tinggi, dan sekolah dasar. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya