Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Harga Jual Gabah di Cianjur Naik Jadi Rp450 Ribu Per Kuintal

Benny Bastiandy
12/9/2022 16:25
Harga Jual Gabah di Cianjur Naik Jadi Rp450 Ribu Per Kuintal
Petani warga Kampung Gunungcalung, Kelurahan Sayang, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sedang memanen padi, Senin (12/9).(MI/BENNY B)

HARGA jual gabah di tingkat petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai naik. Saat ini, harganya di kisaran Rp450 ribu per kuintal.

Imron, 60, petani di Kampung Gunungcalung, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, mengaku saat ini ada penaikan harga jual gabah. Sebelumnya, harga jual di kisaran Rp420 ribu per kuintal.

"Ada naik sedikit. Sekarang Rp450 ribu per kuintal dari sebelumnya kisaran Rp420 ribu-Rp430 ribu per kuintal," terang Imron kepada Media Indonesia, Senin (12/9).

Imron menyebut tidak menjual produksi hasil panen padi ke tengkulak. Ia lebih memilih menjualnya langsung ke pabrik. "Kalau saya langsung jual ke pabrik," ujarnya.

Imron tak memungkiri sebelum panen dihadapkan kendala serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Utamanya hama tikus dan beberapa jenis OPT lainnya. "Lumayan banyak kemarin yang kena (hama) tikus," sebutnya.

Pada musim panen sekarang, sebut Imron, petani cukup kerepotan. Selain serangan OPT, harga pupuk juga relatif masih cukup mahal. "Cukup repot lah petani sekarang," pungkasnya.


Baca juga: Polda NTT Kirim 140.000 Liter Air Bersih ke Daerah Kekeringan


Sebelumnya, Wakil Pemimpin Cabang Bulog Cianjur, Sandy Tio Pratama, menuturkan, Bulog masih terus membeli beras dari para petani sebagai cadangan pemerintah. Stok beras yang sekarang diperkirakan akan cukup memenuhi kebutuhan masyarakat beberapa waktu ke depan.

"Jadi, beras yang jadi stok di Bulog itu kan cadangan pemerintah. Kalau ada kenaikan harga pangan, terutama beras, kami distribusikan untuk mengendalikan harga supaya tidak terlalu tinggi di pasaran," ujar Sandy, baru-baru ini.

Sandy menuturkan penyerapan beras yang dilakukan Bulog disesuaikan dengan momen. Artinya, ketika musim panen raya, biasanya para petani akan menjual hasil produksinya ke Bulog dengan alasan harga di pasaran sedang turun.

"Utamanya pada saat panen harga itu kan cenderung turun. Nah itu biasanya petani berlomba-lomba menjual ke Bulog. Namun beda dengan kondisi saat panceklik, karena harga di pasaran dengan bagus, jadi petani menjualnya ke pasaran. Seperti sekarang, belum musim panen gadu, jadi kami tidak menyerap beras di tingkat petani," ungkap Sandy.

Di tingkat Bulog, harga beras yang diterima dari petani dihargai kisaran Rp8.300 per kilogram. Harga tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah atau Beras.

"Jadi kami membeli sesuai HPP berdasarkan Permendag," pungkas Sandy. (BK/OL-16)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya