Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MISTONO, bersama sang keponakan, Alfan Dwi Fahrensiyah, semringah setelah kopi wine buatannya menemukan pasar merambah luar negeri.
Sistem transformasi kopi menjadi wine hasil fermentasi kopi luwak merupakan terobosan anyar sejak 2016. Maklum, seabad lamanya, kenikmatan cita rasa kopi robusta hanya sebatas proses seduh bubuk halus.
Warga Desa/Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tersebut memulai usaha dari sekadar coba-coba, bisa dikatakan iseng. Betapa tidak, saat ia bekerja sebagai barista di sebuah hotel di Kota Malang, lalu bersama temannya yang bartender mencoba meracik kopi varian wine.
Alhasil, proses mencoba berkali-kali selama beberapa tahun yang sempat gagal itu, akhirnya sukses. Kopi wine buatannya bisa dikonsumsi, rasanya pun mantap.
Produksi kopi wine pun digencarkan dengan mendatangkan peralatan dari Tiongkok. Tujuannya guna menghasilkan liquid berkualitas. Sejak saat itu, biji kopi di tangan Mistono menjadi istimewa. Ia mengubah kopi yang umumnya untuk wedang hanya sebatas pembasuh tenggorokan menjadi minuman berkelas bule.
Pamor kopi robusta pun untuk sesaat naik kelas. Semula Mistono optimistis kopi wine racikannya bakal booming dan laris di pasar lokal.
Itu sebabnya ia cepat berinvestasi membuat kafe sejalan kian agresifnya bisnis kopi di Tanah Air. Akan tetapi, usaha itu berakhir gulung tikar.
Konsumen mungkin doyan kopi wine, tapi persoalannya harga secangkir Rp100 ribu dinilai terlalu mahal.
Akhirnya, kafe milik Mistono di Kepanjen, Kabupaten Malang, sepi pembeli lalu tutup tak berbekas. Imbasnya, popularitas kopi wine sempat amblas.
Namun, Mistono mengaku pantang menyerah. Ia membuka kafe di tempat lain, walau bernasib sama alias belum mujur. Utang pun kian menumpuk.
"Kami sempat membuka kafe tiga kali bangkrut karena konsumen tak kuat membeli segelas kopi wine seharga di atas Rp100 ribu. Konsumen menilai terlalu mahal," tegasnya saat ditemui Rabu (31/8).
Baca juga: Tren Skin Care di Bali, Pagi Tabir Surya dan Pemutih, Malam Krim Antipenuaan
Sekali lagi, Mistono berkeyakinan kopi wine masih prospektif meski usaha yang digeluti ambruk. Di tengah kebangkrutan, ia terus berinovasi. Fermentasi kopi luwak selama 2 tahun diteruskan tanpa henti sembari mengurus perizinan usaha.
"Saya membeli feses luwak sekilo Rp150 ribu dari warga. Lalu saya olah, fermentasi dengan ragi, hasilnya lebih kuat."
Kopi wine buatannya berkadar 0% alkohol dan mengandung 40% kafein. Kadar kafein lebih tinggi dari minuman kopi nonfermentasi yang umumnya 11%.
Alhasil, usaha yang semula lesu di pasar lokal akhirnya menemukan pembeli. Tak main-main, pembeli datang dari Amerika.
"Buyer pesan 10 liter kopi wine curah dengan harga Rp1,5 juta per liter," katanya.
Setelah itu, ia semakin bersemangat lantaran produknya laku. Tak lama berselang, konsumen Jepang dan Korea datang membeli kopi luwak wine varian wine ginseng, orisinal, dan wine kopi jahe kemasan botol.
Mistono mengatakan pengembangan usaha menggandeng pebisnis kopi Akartana. "Saya masih punya stok 300 liter," ujarnya.
Menurut Instruktur Coffee Quality Institute Manuel Diaz, petani harus optimistis dalam budi daya kopi robusta. Sebab, hasil kopi yang bagus
dari kerja keras terbaik mulai proses tanam, perawatan, panen, sampai pascapanen. Petani juga didorong menghasilkan varian rasa kopi yang
manis dan segar.
"Cita rasa yang diminati konsumen pada kopi robusta itu ada rasa cokelatnya, mentega dan lada hitam. Itu robusta terbaik dunia,"
ungkapnya.
Termotivasi memperkuat pamor kopi robusta Dampit, Chief Executive Officer Akartana Rizal Kertosastro meluaskan areal kebun kopi dengan
menanam 9 hektare kopi di lahan perkebunan yang kini beralih fungsi kebun tebu. Rizal juga mengoperasionalkan pabrik yang sempat vakum guna membantu menyejahterakan petani sembari konsisten mengedukasi budi daya kopi.
Kini upaya mendongkrak pamor kopi robusta semakin kuat, kopi dampit pun mewarnai rasa dunia. (OL-16)
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Minuman kopi susu asal ‘Negeri Ginseng’ ini punya keunikan tersendiri. Saat meminumnya, jangan berlama-lama, agar bisa menikmati pergantian rasa di dalamnya.
Akhir pekan ini, jalan-jalan ke Temu Bisnis Kemitraan Nasional Rantai Pasok (Kenarok) di Living World Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, yuk!
Kopi adalah minuman favorit banyak orang di seluruh dunia, terkenal dengan kemampuannya untuk memberikan energi dan meningkatkan konsentrasi.
Salah satu menu yang ditawarkan adalah Rawon Iga, berupa iga sapi empuk dengan kuah keluwek khas rawon yang kaya rasa, disajikan dengan nasi putih dan telur asin.
Sejenak berjalan kaki dari Taman Ayodia di kawasan Jalan Barito, Jakarta Selatan yang sejuk nan hijau kita akan berjumpa dengan Sunyi Coffee.
Kegiatan budidaya daya ikan lele ini dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan Menara Samawa.
SANDIAGA Uno bersama Rumah Siap Kerja (RSK) dan Rumah SandiUno Indonesia (RSI) mengajak warga jadi 'Juragan Lele Lalap' melalui budidaya ikan dalam ember (budikdamber).
SANDIAGA Uno ke kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan bersama startup pelatihan Rumah Siap Kerja (RSK) dan Rumah SandiUno Indonesia (RSI) ajak warga berusaha menjadi juragan lele.
RELAWAN UMKM Sahabat Sandi bersama Yayasan Padi Indonesia Jaya memberikan pelatihan menanam cabai dan membagikan 10.000 bbit cabai di Cikeas, Kab.Bogor.
RELAWAN Mak Ganjar memberikan bantuan 10.000 pohon cabai untuk warga Jakarta. Kegiatan ini merupakan program "Petik Masak" yang pertama kali dimulai di Kemayoran, Jakpus.
MENPAREKRAF Sandiaga Uno menyulap lahan tidur menjadi tempat budidaya ikan lewat program 'Juragan Lele Lalap'. Kegiatan ini bekerja sama dengan PCNU Jakarta Timur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved