Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
UNTUK mencegah penularan HIV/AIDS di Jawa Barat (Jabar), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengalokasikan 425.808 buah kondom yang dibagikan ke kabupaten/kota yang ada di Jabar.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, sejak Januari hingga Juni 2022, dari 341.643 orang yang dites HIV, 3.744 orang diantaranya dinyatakan positif dan daerah penyumbang pasien terbanyak adalah Kota Bandung dengan jumlah 410 orang.
"Pembagian kondom ke kabupaten/kota merupakan salah satu intervensi perubahan perilaku agar pencegahan HIV tidak meluas dan memutus mata rantai penularan HIV dan IMS. Jadi, yang tadinya tidak menggunakan kondom jadi menggunakan kondom," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, dr Ryan Bayusantika Ristandi di Bandung Kamis (1/9)
Menurut Ryan, kondom merupakan alternatif selanjutnya atau terakhir bila skema A dan B tidak dapat dilakukan sebagai pencegahan kecuali pada kasus tertentu tetap harus pakai kondom. Selain penggunaan kondom, Dinkes Jabar juga terus melakukan berbagai upaya dalam pencegahan HIV/AIDS di antaranya melakukan penyuluhan, sosialisasi, informasi, edukasi kepada masyarakat luas, pelajar, mahasiswa terkait pencegahan HIV AIDS dan IMS dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat melalui media sosial dan media lainnya.
"Distribusi kasus HIV berdasarkan data Januari hingga Juni 2022 di Jabar, sebesar 74 persen atau Sebagian besar adalah Laki-laki. Dimana, 70 persen berasal dari kelompok umur 20-49 tahun. Pada 2021 dan 2022, tercatat adanya bayi yang lahir dengan HIV akibat tertular dari ibunya," jelasnya.
Sedangkan distribusi kasus AIDS, lanjut Ryan, berdasarkan data Januari hingga Juni 2022, sebesar 82 persen atau mayoritas adalah pria, 40 persen berasal dari kelompok umur 20-29 tahun, sebagian besar atau 16 persen adalah wirausaha. Sementara orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) yang mulai melakukan antiretroviral (ART) yang merupakan pengobatan infeksi HIV dengan beberapa obat di Jabar sejumlah 2.850.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Jabar, dr R Nina Susana Dewi mengatakan dalam mencegah penyakit HIV, dapat dilakukan dengan skema ABCDE, sesuai Permenkes RI No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS pasal 14 ayat 1.
"Melakukan skrining atau deteksi dini pada calon pengantin, ibu hamil, populasi kunci dan melakukan treatmen pemberian obat ARV (anti retro Virus) pada orang yang didiagnosa HIV positif adalah beberapa yang telah kami lakukan dalam mencegah HIV," terangnya.
Penanggulangan HIV-AIDS di Jabar yang sudah dilakukan, kata Nina, diantaranya melakukan skrining dini tes HIV pada populasi kunci (WPS, LSL, waria, penasun), ibu hamil pasien TB, warga binaan pemasyarakatan (WBP) di layanan mau pun secara mobile. Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran ibu hamil yang dites HIV, sifilis dan hepatitis B untuk eliminasi pada bayi baru lahir dari ibu yang positif HIV, sifilis dan hepatitis B dan melakukan pemantauan desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten/kota.
"Kita telah mewajibkan ibu hamil trimester pertama yang mengunjungi faskes untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Tes HIV atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling (TIPK) kepada ibu hami untuk melakukan tes sifilis, HIV dan hepatitis B dalam rangka mencapai triple eliminasi di Jabar," bebernya.
Dinkes Jabar dibantu dengan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Jabar, ucap Nina, telah melakuan upaya pencegahan HIV-AIDS dengan melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jabart Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
"Penanggulangan lintas sektoral melalui KPA Jabar turut dilakukan dalam penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan Kepgub Nomor 443.2 tentang Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS Provinsi Jabar. Edukasi HIV bagi siswa SMP/ SMA oleh Disdik Jabar salah satunya sebagai upaya promotif dan preventif penanggulangan HIV-AIDS," tambahnya. (OL-15)
Kemenkes mencatat pada Maret 2025 sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) dari total estimasi 564 ribu ODHIV yang harus ditemukan pada 2025 untuk segera diberi penanganan.
KETEPATAN waktu dan kedisiplinan menjadi hal yang paling utama untuk diterapkan oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dan jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi AIDS.
Pemkot Tangerang memaksimalkan dukungan dan pengobatan (PDP) pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di puskesmas dan rumah sakit. Ini cara penularan dan pencegahannya.
Masih adanya stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di masyarakat, sehingga mereka kerap diabaikan sebagai pemilih.
Calon pemimpin (sebenarnya) tidak peduli terhadap isu kelompok marginal. Yang mereka pikirkan hanyalah kemenangan saja.
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved