Gas dari Sumur Bor di Tasikmalaya Diduga Metana, Warga Dilarang Mendekat

Kristiadi
29/8/2022 19:31
Gas dari Sumur Bor di Tasikmalaya Diduga Metana, Warga Dilarang Mendekat
Sumur bor yang mengeluarkan gas di rumah warga Kampung Rancabango, Desa Sukaratu, Tasikmalaya, Jawa Barat, dipasang garis polisi.(MI/KRISTIADI)

WARGA Kampung Rancabango, Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dikagetkan dengan kemunculan semburan gas di dari sumur bor salah satu warga, Jumat (26/8).

Penemuan sumur bor berkedalaman 7,5 meter yang mengeluarkan gas tersebut berdasarkan dari hasil pengecekan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jabar diduga berasal dari metana.

Tenaga Fungsional Penyidik Bumi Kantor Cabang Dinas ESDM Provinsi Jabar Wilayah VI Tasikmalaya, Pepen Ucu Atila, mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan di lokasi ketika menerima laporan pada Jumat (26/8) lalu.

Namun, berdasarkan laporan tersebut gas terbakar jika disulut oleh api hanya berada di sekitar mulut lubang sumur bor tersebut.

"Dari keterangan salah satu warga, sumur gas muncul ke permukaan saat dioperasikan dan setelah pompa dimatikan, dalam hitungan jam gas kembali menghilang. Kami menduga saat dilakukan pemboran sumur menyebabkan terbentuknya jalur gas ke permukaan dan dari karakteristik di wilayah sekitar berada di kaki Gunung Galunggung ada kaitannya dengan kegeologian," kata Pepen di Tasikmalaya, Senin (29/8).

Ia mengatakan, pihaknya saat ini belum dapat memastikan jenis dan sumber gas. Perlu penelitian lebih lanjut dengan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan jenis maupun sumber gas. Saat ini, penelitian yang dilakukannya saat ini hanya mengidentifikasi terutama kondisi geologi, geothermal, vulkanologi di area sekitar serta pengambilan sampel uji gas.

"Berdasarkan pengecekan awal, dugaan gas yang muncul ke permukaan merupakan gas metana dan merupakan gas yang berasal dari pembusukan bahan organik terutama di bawah permukaan tanah terendapkan selama bertahun-tahun. Namun di rongga atau lubang, gas akan keluar tapi gas metana akan mudah terbakar ketika ada percikan api dan gas itu juga akan habis dalam waktu yang tak terlalu lama," ujarnya.


Baca juga: Dinas TPHPKP Cianjur Waspadai Potensi Meluasnya Serangan OPT


Menurutnya, sumur gas yang ditemukan di Desa Sukaratu bukan dari gas gunung api tapi gas yang muncul relatif tidak mengeluarkan api dan itu bisa saja dari bekas tumpukan atau bekas letusan gunung api karena ada bahan yang tertumpuk di bawah.

Munculnya gas dari sumur warga baru kali pertama ditemukan di wilayah Tasikmalaya. Karena itu, pihaknya akan terus melakukan pemantauan termasuk pengujian sampel gas.

"Apabila gas sudah tidak lagi keluar, warga bisa kembali beraktivitas dari sumur tersebut dan kalau sudah hilang air akan bisa diminum. Kalau gas metan di lingkungan kecil tak terlalu banyak kecuali gas metan di TPA itu dijadikan pembangkit listrik. Kami mengimbau warga sekitar untuk sementara tidak mendekati atau melakukan kegiatan di sekitar sumur dan juga kami telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memasang garis polisi di sekitar lokasi," paparnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Lingkungan Hidup pada Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat (PUTR) dan Kawasan Permukiman,  Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya, Aneu Susana, mengatakan, berdasarkan dari pengecekan di lapangan sumur tersebut sudah tidak tercium gas dan memang belum bisa dipastikan sumbernya.

Namun, pihaknya menduga di lokasi ada lahan bekas rawa dan terdapat gas yang terperangkap di dalam tanah dan ketika dilakukan pengeboran gas naik ke permukaan.

"Kami mengingatkan warga sekitar untuk tidak berkegiatan di sekitar lokasi dan juga tidak menggunakan air yang dari sumur tersebut untuk sementara waktu. Kami dari dinas akan segera melakukan pengujian sumber gas dan berkoordinasi dengan Dinas ESDM Provinsi Jabar," pungkasnya. (OL-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya