Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Harga Telur Ayam Melonjak, Omzet Pedagang di Selatan Cianjur Turun

Benny Bastiandy
24/8/2022 19:41
Harga Telur Ayam Melonjak, Omzet Pedagang di Selatan Cianjur Turun
Ilustrasi(DOK MI)

HARGA telur ayam di wilayah selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, saat ini mencapai Rp32 ribu per kilogram. Pedagang pun mengeluhkan kondisi tersebut lantaran berefek terhadap turunnya pendapatan lantaran penjualan sepi.

Seperti diungkapkan Apep, pedagang berbagai komoditas pangan di Pasar Naringgul. Ia mengaku kehilangan pembeli karena mereka mengurungkan niat membeli telur ayam akibat harganya mahal.

"Sekarang harganya Rp32 ribu per kilogram. Susah pembeli kalau harga segini (Rp32 ribu)," ucap Apep, Rabu (24/8).

Ia menuturkan harga normal telur ayam di Pasar Naringgul berada pada kisaran Rp25 ribu-Rp26 ribu per kilogram. Karena itu, Apep meminta pemerintah segera turun tangan mengendalikan harga telur ayam di pasaran. "Omzet juga jadi berkurang kalau seperti ini," tegasnya.

Setali tiga uang, harga daging ayam di Pasar Naringgul juga ikut-ikutan naik. Saat ini harga jualnya kisaran Rp39 ribu per kilogram.

"Sulit jualnya kalau harganya tinggi. Sekarang harganya Rp39 ribu per kilogram," ucap Eros, pedagang daging ayam potong.

Eros berharap harga bisa kembali turun. Sehingga, pendapatannya bisa kembali normal. "Kalau normalnya sih Rp32 ribu, kadang Rp34 ribu per kilogram. Dengan harga sekarang pendapatan saya juga turun. Mudah-mudahan bisa segera turun lagi harganya," pungkas Eros.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperdagin Kabupaten Cianjur, Agus Muyana, menuturkan terdapat beberapa faktor yang diduga jadi pemicu naiknya harga telur ayam di pasaran saat ini. Terutama harga pakan ayam yang notabene masih diimpor.

"Konsentrat atau pakan itu kan masih impor. Harga jagung yang biasa jadi pakan juga ada yang masih impor. Ada jagung lokal, tapi harga lebih mahal. Pakan bisa menentukan produktivitas telur ayam yang dihasilkan," terang Agus.

Faktor lainnya, lanjut Agus, bisa jadi karena kondisi cuaca. Termasuk juga naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). "Jadi, memang ada beberapa faktor penyebabnya," pungkas Agus. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya