Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PROGRAM Kelorisasi yang digaungkan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat sejak 2018 mulai membuahkan hasil.
Direktur PT Moringa Wira Nusa sekaligus Founder Dapur Kelor NTT, Dudi Krisnadi menyebutkan setiap bulan, daun kelor basah yang dibeli dari masyarakat mencapai 36 ton dengan harga Rp5.000 per kilogram atau total Rp180 juta. Daun kelor tersebut dibeli dari masyarakat yang menanam pohon kelor di halaman rumah mereka maupun kebun budidaya untuk mendukung program kelorisasi tersebut, sedangkan Dapur Kelor tidak memiliki kebun kelor.
Dedi mengatakan, kelor dibeli oleh Babinsa dari masyarakat termasuk 14 petani mitra binaan Dekranasda NTT, kemudian diolah di 36 sentra produksi yang dikelola oleh Kodim dan Koramil tersebar di seluruh wilayah NTT. Dapur Kelor telah bekerjasama dengan Korem 161 Wirasakti Kupang untuk membeli dan mengolah kelor.
Adapun 36 sentra produksi yang dikelola oleh TNI tersebut, sudah dilengkapi peralatan untuk mengeringkan daun kelor basah menjadi kering dengan suhu tertentu, serta mesin yang mengolah daun kelor kering menjadi serbuk atau tepung.
Menurut Dedi, estimasi total produksi mulai September 2022 mencapai 7,2 ton karena ketika itu seluruh unit sudah terdistribusi mesin pengolah kelor. Sebelumnya, pada Juli 2022, realisasi produksi baru mencapai 3,8 ton.
"Pembagian 7,2 ton raw material daun kelor ini terdiri dari 40% seduhan celup kelor, 35% serbuk premium kelor, 20% botol kapsul kelor, dan 6% produk lainnya," kata Dudi kepada wartawan di Kupang, Sabtu (20/8).
Menurutnya, serbuk kelor hasil produksi kodim dan koramil dibeli oleh dapur kelor untuk dibersihkan ulang dari bakteri menggunakan mesin khusus, setelah dikembalikan lagi ke sentra pengolahan untuk dikemas dalam berbagai produk yang siap dilepas ke pasar.
"Konsepnya untuk pemberdayaan masyarakat, petani hanya mengisi serbuk ke dalam kantong celup dengan kapasitas 1.440.000 kantong dengan upah Rp250 per kantong. Jika diakumulasi, perputaran uang di masyarakat dari kegiatan mengisi serbuk ke kantong ini sebesar Rp360 juta per bulan," ujarnya.
Menurut Dudi, jika diakumulasi, setiap bulan total uang yang beredar di masyarakat dari kegiatan ini mencapai Rp540 juta terdiri dari penjualan daun kelor basah sebesar Rp180 juta dan pendapatan dari mengisi serbuk ke kantong sebesar Rp360 juta.
Dengan gambaran itu, kata dia, program kelorisasi yang digaungkan oleh Gubernur NTT telah membawa dampak positif bagi petani dan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Kebutuhan Gizi Anak Stunting
Dia menambahkan pada Juli 2022, kelor yang berhasil diproduksi sudah mencapai 3,8 ton kering. Jumlah ini lebih tinggi dari beberapa bulan sebelumnya. Dengan produksi sebesar itu, Dapur Kelor sudah memenuhi kebutuhan gizi bagi 16.000 anak terutama anak-anak stunting.
Karena alasan itulah, saat ini Dapur Kelor belum menjual produknya ke luar negeri. "Kalau kita melakukan ekspor, ada 16.000 orang di luar negeri terpenuhi gizinya, padahal kelor ini diambil dari halaman masyarakat NTT. Kalau ekspor, itu sama artinya kita mengkhianati warga NTT," imbuhnya.
Kelor memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik untuk mengatasi masalah malnutrisi atau kekurangan gizi pada balita, ibu hamil dan menyusui, anak-anak pada usia penyapihan dan 1.000 hari pertama kehidupan, termasuk dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. (OL-15)
Khasiat daun kelor untuk kesehatan lainnya adalah membantu menurunkan risiko kanker. Manfaat daun kelor tersebut diperoleh dari kandungan niazimicin di dalam kelor.
Biasanya daun kelor digunakan untuk bahan pengobatan tradisional, Lalu bisa dikonsumsi sebagai sayur, teh, atau bubuk herbal.
Daun kelor kaya nutrisi, seperti vitamin A, C, dan kalsium. Daun kelor dapat diolah menjadi teh herbal, cokelat daun kelor hingga produk kecantikan.
Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai salah satu superfood terbaik di dunia karena kandungan nutrisinya yang sangat kaya.
Ia menyebutkan bahwa daun kelor memiliki empat kali lebih banyak kandungan kalsium dibanding susu tanpa laktosa.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Daun kelor mengandung 64 kalori untuk setiap 100 gramnya, dan memiliki berbagai nutrisi,
Orang tua di zaman dahulu sering memanfaatkan daun kelor mulai dari membuat sayur sampai bahan obat. Simak, berikut khasiat atau manfaat daun kelor telah tersohor sejak ribuan tahun lalu.
Luar biasa total produksi kelor ini, per bulannya bisa mencapai sekitar 25 - 100 ton dengan diversifikasi produk yang cukup beragam mulai dari bubuk teh.
Produk turunan dari daun kelor seperti varian minuman maupun makanan, produk kesehatan, bahkan produk kecantikan alami.
Di kecamatan Langensari, Kota Banjar, terdapat 221 balita stunting yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan.
Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) merekomendasikan daun kelor untuk dikonsumsi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak di bawah usia 5 tahun karena kaya nutrisi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved