KEPOLISIAN Resor Banyuasin, Sumatra Selatan, berhasil mengungkap penyelundupan pupuk subsisi. Pupuk ini ternyata disimpan sebuah gudang di Desa Santan Sari, Kecamatan Sembawa, Banyuasin.
Dalam penggerebekan tersebut, Polres Banyuasin langsung menyita 29 ton pupuk subsidi yang siap dijual ke wilayah Musi Banyuasin dan Jambi.
"Kami juga menangkap tiga orang tersangka yakni FR, 36 tahun, pemilik gudang, warga Desa Santan Sari, dan dua karyawannya, RS, 24, dan M, 44," kata Kasatreskrim Ajun Komisaris Harry Dinar saat dimintai konfirmasi, Selasa (26/7).
Ia menjelaskan, pupuk subsidi yang diperoleh ini yaitu jenis Phonska dan SP36 yang berasal dari Belitang, Kabupaten OKU Timur, dan Lampung. Kemudian, diubah menjadi pupuk nonsubsidi agar bisa mendapatkan keuntungan. Dalam setiap karung, pelaku mendapatkan keuntungan hingga Rp50 ribu.
Baca juga: Emosi Istrinya Dilecehkan, GM Tikam Melky kini GM Ditahan Polres Tomohon
Jika nantinya datang, pelaku FR memerintahkan dua karyawannya untuk mengubah kemasan pupuk subsidi menjadi pupuk nonsubsidi. "Aksi ini sudah dilakukan sejak empat bulan lalu," terangnya.
Ia menjelaskan setiap karung pupuk yang telah diubah kemasannya menjadi pupuk nonsubsidi, pelaku FR menjualnya kembali seharga Rp300 ribu per karung.
Cara pemasaran yang dilakukan FR tidak melalui wiraniaga. FR langsung datang dan memberitahu petani bahwa dia dapat memasok pupuk dengan harga terjangkau.
"Pelaku FR membeli pupuk subsidi seharga Rp250 ribu. Pelaku menjual kembali seharga Rp300 ribu per karung. Jadi, pelaku ini mengambil keuntungan Rp50 ribu per karung," katanya.
Pelaku FR mengambil pupuk subsidi dari Belitang dan Lampung paling sedikit dua ton dan paling banyak sembilan ton. Pupuk ini dibawa ke gudang. Saat di gudang itulah, mereka mengubah kemasan pupuk subsidi menjadi nonsubsidi. (OL-16)