Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus mendorong pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida). Hal ini penting karena perangkat daerah tersebut sebagai tulang punggung penyusunan kebijakan berbasis riset di wilayah itu. Upaya ini dilakukan untuk mendukung cita-cita besar pemerintah Indonesia yang mencanangkan pada 2045 menjadi Indonesia emas yang maju dalam berbagai aspek.
"Saya yakin kalau semua kebijakan berdasarkan riset, data, dan kebersamaan atau sinergitas antarlembaga, negara ini akan dapat lebih maju dan sejahtera," ucap Kepala BSKDN Kemendagri Eko Prasetyanto saat memberi arahan dalam Forum Diskusi Aktual (FDA) Optimalisasi Percepatan Pembentukan Perangkat Daerah Brida yang digelar secara hibrida dari Aula BSKDN pada Senin (25/7).
Dirinya berharap keberadaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dapat membantu pengambilan kebijakan berbasis riset dan penyebaran hasil riset semakin luas. Hal ini juga termasuk dengan kehadiran Brida di daerah. Dia menegaskan upaya menghadirkan kebijakan berbasis riset ini membutuhkan dukungan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah (pemda) dalam hal ini berkaitan dengan pembentukan Brida di daerahnya masing-masing.
Eko mengimbau agar seluruh peserta dalam yang mengikuti forum diskusi tersebut dapat memberikan sumbangsih, kontribusi, saran, dan pendapat untuk memajukan riset, baik di tingkat nasional maupun daerah. Adapun narasumber yang hadir dalam diskusi tersebut ialah Peneliti Madya Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri BRIN Ray Septianis Kartika, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Wawan Mas'udi, Direktur Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah Direktorat Jenderal (Ditjen) Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Cheka Virgowansyah, Direktur Pusat Teknologi Inovasi Daerah BRIN Atang Sulaeman, serta Plt Direktur Pembinaan Jabatan Fungsional dan Pengembangan Profesi BRIN Rahma Lina.
Dalam kesempatan itu, narasumber yang hadir menyampaikan pandangannya terkait pembentukan Brida. Ray Septianis Kartika mengungkapkan optimalisasi percepatan pembentukan Brida pada dasarnya tidak bisa lepas dari Pasal 231 dan 219 Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Menurut UU tersebut, pembentukan lembaga tertentu di daerah diperbolehkan dengan persetujuan menteri dan berfungsi sebagai penunjang urusan pemerintahan.
Ray mengakui belum semua daerah membentuk Brida. Karena itu, ia mengimbau agar pemda segera membentuk Brida untuk menggenjot perkembangan riset dan inovasi di daerah. "Dalam hal ini Brida berfungsi menjaga ekosistem Indeks Inovasi Daerah pada 2021 yang sudah mencapai 25.124 inovasi," ucapnya.
Sejalan dengan itu, Cheka Virgowansyah menekankan pentingnya keberadaan Brida di daerah. Menurutnya, Brida bukan berfungsi sebagai operating core atau pelaksana tugas, tetapi membantu perangkat daerah lain dalam melaksanakan kebijakan kepala daerah melalui hasil riset. "Jangan sampai saat dinas tidak bisa mengerjakan (arahan kepala daerah), lalu BRIDA yang mengambil alih, itu suatu kekeliruan," ucapnya.
Lebih lanjut Cheka menjelaskan, pembentukan Brida diatur melalui Peraturan Daerah (Perda), bukan oleh keputusan Kepala BRIN. Kendati demikian, pembinaan dan pengawasan (binwas) teknis dilakukan oleh BRIN dan Kemendagri berperan menjalankan binwas umum. "Kami mendorong pembentukan Brida atas dasar fungsi binwas yang melekat pada kami. Sementara binwas teknis kami serahkan ke BRIN," pungkasnya. (RO/OL-14)
TAK mudah melangkah keluar dari kenyamanan, namun Almi membuktikan bahwa keberanian mencoba membuka pintu peluang besar.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia.
Indonesia didorong untuk memanfaatkan kekayaan budaya dalam mendorong pengembangan industri ekonomi kreatif di tingkat global, termasuk melalui inovasi dan inklusi
Buku panduan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman, keterlibatan dan efektivitas belajar mahasiswa logistik melalui pendekatan gamifikasi yang menyenangkan namun tetap aplikatif.
Kompetisi ini dirancang dengan tiga tahapan utama yaitu menyusun proposal ilmiah, menyampaikan ide melalui video singkat, dan mempresentasikan solusi
Indonesia for the World adalah ruang belajar global yang menyatukan kepedulian, aksi, dan inovasi.
SSE juga menampilkan kendaraan intai, P2 KM Recon, kendaraan dengan manuver dan sistem teknologi untuk misi pengintaian.
Tim pelajar asal Indonesia memperkenalkan inovasi filter udara ramah lingkungan yang terbuat dari eceng gondok dan ampas kopi—dua bahan alami yang berlimpah di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved