Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DUA nelayan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditemukan mengapung di perairan laut Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), sedang diupayakan untuk dipulangkan ke kampung halaman. Kedua nelayan ialah Lucas Lucigadi, 27, dan Leonard Dagetuka, 17, beralamat di Kolrae, Kecamatan Saburae, NTT.
Mereka rupanya sudah sembilan hari terombang ambing di laut sebelum kemudian ditemukan mengapung di tengah laut oleh nelayan asal Desa Awang Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, pada Senin (11/7). "Kedua nelayan tersebut dalam kondisi hidup dengan fisik masih lemah serta pusing dan mendapatkan perawatan medis di Puskesmas, Desa Persiapan Awang, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah," kata Kapolsek Kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Ajun Komisaris I Made Dimas Widyantara, Selasa (19/7).
Dari keterangan kedua nelayan tersebut, mereka berangkat melaut pada 3 Juli lalu sekitar pukul 17.00 Wita menggunakan perahu (sampan kecil) hingga mencapai sekitar 3 mil (5 km) di laut Flores untuk melakukan penangkapan jenis ikan terbang menggunakan jaring. Saat tiba di lokasi tujuan, mesin perahu mengalami kerusakan sehingga kedua nelayan tidak bisa kembali ke daratan.
Dalam kurun waktu dari 3 hingga 11 Juli lalu kedua nelayan tersebut hanya bisa berdiam diri di atas perahu. Karena cuaca dan gelombang tinggi serta angin kencang menyebabkan perahu kemasukan air sehingga tenggelam. Kedua nelayan berupaya menyelamatkan diri dengan menggunakan busa sebagai pelampung untuk bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama.
Dalam kondisi tidak menentu mereka melihat melihat kapal laut yang sedang mencari ikan. Mereka pun melambaikan tangan sembari berteriak meminta pertolongan.
Baca juga: Sekda Pemkot Tegal Meninggal Dunia Terkena Serangan Jantung
Syukurnya, nakhoda kapal Taqwa Ilahi atas nama Ridwan asal Desa Awang melihat kedua nelayan sehingga langsung memberikan bantuan serta mengevakuasi mereka ke atas kapal dan diberikan pertolongan. Nakhoda kapal bersama krunya memberikan perawatan serta makanan seadanya kepada kedua nelayan. Sesampainya di Dermaga Awang, ia langsung
menghubungi anggota Pos Angkatan Laut untuk mengevakuasi korban dan berkoordinasi dengan Polsek Kawasan Mandalika, Lombok Tengah.
Mendapatkan informasi tersebut Polsek Kawasan Mandalika langsung berkordinasi dengan pihak Puskesmas mengenai pemulihan kesehatan serta berkordinasi dengan pihak TNI AL untuk bisa menghubungi keluarga yang ada di NTT. Pada Senin (18/7) sekitar pukul 13.00, dilaksanakan serah terima kedua nelayan dari Komandan Pos AL Pelabuhan Awang Peltu Nyoto Widodo kepada Polsek Kawasan Mandalika dan diterima langsung oleh Kanit Binmas Sektor Kawasan Mandalika IPTU L Wirabayan bertempat di lobi Mako Polsek Kawasan Mandalika Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah.
Selanjutnya personel Polsek Kawasan Mandalika berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah terkait proses pemulangan kedua nelayan. Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah bersama Dinas Sosial NTB segera memulangkan kedua nelayan tersebut ke daerah asal. (OL-14)
Autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara menemukan tanda-tanda kekerasan yang signifikan, di antaranya patah tulang belakang,
Korban ditemukan tak bernyawa di dasar kolam renang.
Anam menyebut perlu diketahui pula tindakan itu semata-mata penganiayaan sampai hilangnya nyawa, atau pembunuhan berencana. Dua hal itu, kata dia, penting dijelaskan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak warga Jawa Timur yang bermukim di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas SDM
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir.
Kehadiran Fornas menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam mendorong budaya berolahraga di tengah masyarakat.
Hal yang perlu diinvestigasi yakni umur kapal, kapan terkahir naik dok untuk perbaikan atau maintenance, ada kemungkinan pompa mengalami kerusakan dan pompa tidak ada cadangan.
Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya harus menjadi peringatan serius bagi sektor transportasi laut, terutama di jalur Ketapang-Gilimanuk.
Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi, terutama yang berkaitan dengan angkutan laut, untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada saat ini.
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengonfirmasi insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya milik operator swasta PT Raputra Jaya pada Rabu (2/7) malam.
Mereka menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci sebelum akhirnya ditemukan di sekitar Pantai Cekik, tak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved