Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat tahun ini telah mencapai 1.175 kasus dengan 21 kasus kematian. Kasus DBD tersebar di 69 kelurahan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, saat ini terdapat 9 pasien DBD yang masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit.
"Kasus DBD di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan. Kota Tasikmalaya berada di urutan 9 terbesar kasus DBD di Jawa Barat," katanya, Kamis (14/7).
Ia mengatakan, kasus DBD tertinggi pada 2022 terdapat di tujuh kecamatan yaitu Tawang 170 kasus, Mangkubumi 163 kasus, Bungursari 139 kasus, Cibeureum 136 kasus, Kawalu 135 kasus, Cihideung 113, dan Cipedes 104 kasus. Sisanya di bawah 100 kasus. "Pemkot Tasikmalaya saat ini secara masif menggerakan masyarakat lewat puskesmas untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," ujarnya.
Ia menyebut penyebaran DBD di Kota Tasikmalaya saat ini sudah melandai dibanding beberapa bulan sebelumnya. Namun demikian, masyarakat diminta tetap waspada dengan memberantas sarang nyamuk di rumah dan lingkungan rumah. "Kalau melihat data per bulan, untuk kasus DBD sudah mulai menurun dan puncaknya terjadi di bulan Februari atau Maret," paparnya. (OL-15)
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 2 Juni 2025 terdapat 277 kasus kematian akibat DBD dari 63.014 kasus incidence rate dari berbagai daerah.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya dilaporkan terus meningkat sejak bulan Januari hingga Juli 2025. Tercatat, 471 orang positif terserang nyamuk aedes aegypti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved