CAPAIAN vaksinasi covid-19 dosis ketiga atau booster di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih cukup rendah. Bersamaan meningkatnya kembali kasus covid-19, cakupannya akan terus digenjot.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal tak memungkiri masih rendahnya cakupan vaksinasi booster. Saat ini capaiannya baru di kisaran 45%.
"Saat ini yang sedang kami genjot untuk dosis ketiga. Sekarang masih kisaran 45%," terang Yusman kepada Media Indonesia, Rabu (6/7).
Pemerintah rencananya akan menerapkan vaksinasi booster sebagai syarat perjalanan. Kebijakan tersebut menyusul meningkatnya kembali kasus covid-19 di Indonesia. "Jadi kita akan terus mengupayakan agar cakupannya bisa meningkat," ungkapnya.
Yusman menyebut cakupan vaksinasi booster ditargetkan bisa mencapai 70%. Butuh kerja keras mencapai target cakupannya. "Kami masih membuka layanan vaksinasi bagi masyarakat di halaman alun-alun," kata Yusman.
Sementara cakupan vaksinasi dosis pertama dan kedua terbilang sudah cukup optimal. Namun capaiannya juga masih terus dikejar target karena belum mencapai 100%. "Untuk dosis pertama sebesar 95% dan dosis kedua sebesar 90%," imbuhnya.
Sejauh ini penyebaran covid-19 di Kabupaten Cianjur bisa dikatakan masih terkendali. Kepastian itu didasari pertimbangan melandainya keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) di empat rumah sakit rujukan pasien covid-19.
Di RSUD Cimacan dari kapasitas tempat tidur 62 bed, keterisiannya nol pasien. Begitu juga di ruang ICU maupun non-ICU. Di RSUD Pagelaran pun kondisinya sama. Dari kapasitas tempat tidur sebanyak 61 bed, BOR masih nol pasien.
Sementara di RS Dokter Hafizd, dari kapasitas tempat tidur sebanyak 110 bed, terisi 1 orang (0,9%). Sedangkan di RSUD Sayang, dari kapasitas tempat tidur sebanyak 335 bed, masih nol pasien. (OL-15)