Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Korban Gigitan Anjing di Sikka Meningkat, Kemenkes Kirim VAR untuk Manusia

Gabriel Langga
06/7/2022 07:35
Korban Gigitan Anjing di Sikka Meningkat, Kemenkes Kirim VAR untuk Manusia
Kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur meningkat, Kemenkes mengirimkan VAR untuk manusia sebanyak 3.000 vial.(MI/Gabriel Langga)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengirimkan vaksin anti rabies (VAR) pada manusia di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Bantuan vaksin anti rabies itu diserahkan langsung pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengatakan ketersediaan stok vaksin anti rabies (VAR) pada manusia mulai menipis di setiap Puskesmas di wilayah Kabupaten Sikka. Sementara data korban gigitan anjing di Kabupaten Sikka terbilang meningkat. Untuk itu, ungkap dia, pihaknya langsung bergerak cepat mengajukan permohonan VAR ke Kemenkes dan hari ini diterima 3.000 vial VAR.

"Jadi kita dapat bantuan sekitar 3.000 vial VAR dari Kemenkes. Kita akan didistribusikan ke seluruh Puskesmas, terutama kecamatan-kecamatan dengan kasus gigitan anjingnya meningkat. VAR ini nantinya digunakan bagi korban gigitan hewan penular rabies (HPR)," kata Petrus Herlemus, kepada mediaindonesia.com, Rabu (6/7).

Terkait korban gigitan hewan penular rabies di Kabupaten Sikka, disebutkan Herlemus hingga Juni 2022 dilaporkan ada 465 kasus. Kasus terbanyak ada pada wilayah kerja Puskesmas Waipare dengan 87 kasus dan selanjutnya di wilayah kerja Puskesmas Beru dengan 78 kasus gigitan.

"Yah mau tidak mau kita harus waspada. Kasus gigitan hewan penular rabies terbilang tinggi. Prinsipnya kita harus waspada. Jadi bagi warga yang digigit anjing segera langsung ke Puskesmas terdekat agar bisa diberikan 4 vial VAR yakni hari pertama dua vial, hari ke tujuh satu vial, dan hari ke dua puluh satu, diberikan satu vial lagi," ujar Herlemus.

Ia pun menghimbau kepada masyarakat agar bila tergigit hewan penular rabies agar melakukan tindakan  pertama dengan mencuci luka gigitan dengan sabun deterjen pada air yang mengalir dan selanjutnya membawa korban gigitan ke Puskesmas terdekat.

Meski begitu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Sastriawan  mengaku saat ini kondisi Kabupaten Sikka dalam status waspada rabies. Yang mana penyebaran kasus gigitan anjing sudah tersebar di 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka.

Namun ungkap Jemi sapaan akrabnya, saat ini kondisi VAR untuk hewan penular rabies di Sikka dalam kondisi kosong. "Vaksin untuk hewan penular rabies saat ini di Kabupaten Sikka  lagi kosong sehingga menjadi kendala kita untuk pemberian vaksin hewan peliharaan warga," tandas dia.

Saat ini, pihaknya telah mengajukan VAR untuk hewan penular rabies ke Pemerintah Provinsi NTT. Selain itu ia menuturkan pihaknya juga mengusulkan vaksin anti rabies ke pemerintah pusat.

"Kalau saat ini populasi anjing di Kabupaten Sikka ini mencapai 60.000 ribu. Sementara saat ini stok VAR kosong. Kita sudah ajukan 34.000 VAR ke provinsi agar bisa melakukan vaksin anjing. Kita juga telah menyurati ke pemerintah pusat agar bisa dikirimkan vaksin untuk hewan penular rabies," pungkas dia. (OL-13)

Baca Juga: Sistem Interkoneksi Kalimantan Terganggu, Sebagian Kalsel-Kalteng Gelap Gulita



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya