Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
TIM Akademisi dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) memperkenalkan pakan fermentasi berbahan dedak guna memenuhi kebutuhan pakan ikan para pembudidaya ikan nila. Tim yang terdiri dari Ir. I Gusti Ayu Dewi Seri Rejeki, M.Si sebagai ketua, dengan anggota Ir.
I Wayan Arya, M.P dan Dr. Dra. Sang Ayu Made Putri Suryani, M.Si membuat pakan fermentasi berbahan dedak sebagai upaya menghindari ketergantungan para pembudidaya ikan nila terhadap pakan yang menggunakan bahan baku impor.
"Upaya mengatasi ketergantungan bahan baku pakan impor adalah pemanfaatan bahan baku lokal. Bahan baku lokal yang digunakan harus memiliki nilai gizi yang tinggi, tidak beracun, harga relatif murah, sangat melimpah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia," kata Seri Rejeki saat dikonfirmasi di Denpasar, kemarin.
Menurutnya, usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas pakan komersial berdampak pada biaya operasional budidaya ikan secara intensif yakni sekitar 60-70 % dari total biaya produksi. Biaya yang tinggi, serta ketersediaan sumber bahan baku pakan yang berkualitas seperti tepung
ikan, jagung dan bungkil kedelai sebagai sumber protein belum memadai dan sebagian besar masih diimpor. Bahan baku sumber protein pada pakan seperti tepung ikan dan tepung kedelai, harga yang semakin tinggi di pasaran dan ketersediaannya juga semakin berkurang di alam.
Seri Rejeki mengakui pakan ikan hasil fermentasi berbahan dedak ini telah diujicobakan pada Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Ayu, Marga, Tabanan. Kelompok ini sudah berpengalaman dalam penyediaan benih ikan nila terutama penyedia benih di Danau Batur. Harga pakan yang semakin
meningkat menyebabkan pembudidaya ikan merasa kesulitan dalam penyediaan pakan ikan. Diharapkan penggunaan dedak terfermentasi dapat meningkatkan nilai konversi pakan dan mengurangi pengeluaran untuk pembelian pakan.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis komoditas akuakultur yang mempunyai nilai ekonomis tinggi sebagai ikan konsumsi air tawar di dunia. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2016 menyebutkan bahwa pada tahun 2014 produksi budidaya ikan nila nasional adalah sebesar 999.695 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 1.576.607 ton dengan peningkatan rata-rata sebesar 30,29 %.
Peningkatan tersebut mendorong para pembudidaya untuk melakukan budidaya intensif dengan pemberian pakan yang memiliki kualitas dan kuantitas nutrisi yang baik pada ikan nila. (OL-13)
Baca Juga: Petani Tebu di Pulau Sumatera Ikut Dukung Ganjar Presiden 2024
DOSEN UGM mengomentari penarikan (recall) terhadap produk udang beku merek Great Value di AS yang diimpor dari perusahaan Indonesia karena mengandung radioaktif.
MENYONGSONG satu abad kemerdekaan Indonesia, kedaulatan pangan menjadi agenda prioritas yang wajib dimenangkan.
SEBANYAK 50 Ketua DPD KNTI se-Sumatra dan Koperasi Perikanan melaksanakan Rapat Konsolidasi penguatan simpul jaringan koperasi perikanan di wilayah Sumatra dan Kepulauan Riau.
Australia dan Indonesia memiliki hubungan perdagangan perikanan yang telah lama terjalin, didukung oleh tingkat komplementer yang kuat antara kedua negara.
Luhut apresiasi atas keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menyepakati penurunan tarif tambahan terhadap produk ekspor ke Amerika Serikat (AS),
MGM Bosco Logistics meresmikan fasilitas cold storage guna memperkuat infrastruktur logistik dan memastikan kualitas produk perikanan.
ASOSIASI Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengkritisi penetapan dan sosialisasi pembatasan operasional truk sumbu 3 di jalur tol pada saat hari libur Maulid Nabi selama 3 hari
PT Merak Chemicals Indonesia (MCCI), produsen Purified Terephthalic Acid (PTA) menyatakan komitmennya untuk memperkuat pasokan bahan baku bagi industri tekstil dan plastik dalam negeri.
Pelaku usaha mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mempermudah perizinan impor dengan menghapus kebijakan kuota.
Industri tekstil nasional tengah mengalami tekanan berat disebabkan massifnya impor produk jadi dari Tiongkok sehingga mengganggu daya saing industri.
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan menjadi salah satu tarif terendah yang diberikan AS untuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved