Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cabai Rawit Merah di Kota Cirebon Tembus Rp120 Ribu per Kilogram

Nurul Hidayah
16/6/2022 18:48
Cabai Rawit Merah di Kota Cirebon Tembus Rp120 Ribu per Kilogram
Cabai(ANTARA)

HARGA cabai rawit merah kembali mengalami kenaikan. Selain cabai, harga sayuran lain juga naik membuat pedagang makanan bingung.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Pasar Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (16/6) harga cabai rawit merah atau biasa disebut rawit setan sudah mencapai Rp120 ribu per kilogram. Padahal beberapa hari lalu harga cabai jenis ini ada di kisaran Rp 100 ribu per kilogram. Sedangkan cabai merah dan cabai rawit hijau saat ini dijual seharga Rp75 ribu per kilogram.

"Selain cabai, harga bawang merah dan sejumlah sayuran juga naik,� tutur Tuti, penjual sayuran di pasar tersebut.

Untuk bawang merah saat ini dijual seharga Rp 70 ribu per kilogram. Padahal sekitar sepekan lalu harga komoditas ini hanya Rp60 ribu lalu naik lagi menjadi Rp65 ribu per kilogram dan hari ini sudah mencapai Rp 70 ribu per kilogram. "Kalau bawang putih murah. Hanya Rp 16 ribu per kilogram," tutur Tuti.

Sayuran lainnya yang mengalami kenaikan yaitu kol yang semula hanya Rp7 ribu hingga Rp 8 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp15 ribu per kilogram. Kenaikan cukup tinggi ada pada terong ungu yang kini dijual seharga Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram.

Sementara itu berdasarkan pantauan di Pasar Pagi Kota Cirebon harga telur dan ayam potong juga masih tinggi. Untuk telur saat ini dijual seharga Rp29 ribu per kilogram dan ayam potong dijual seharga Rp36 ribu per kilogram.

Surti, seorang pedagang makanan mengaku bingung dengan tingginya harga saat ini. "Apalagi cabai, tinggi sekali. Padahal kalau makan kan harus pakai sambal," tutur Surti.

Ia mengakui jika beberapa pedagang makanan kini membuat sambal dicampur antara cabai segar dan cabai kering. Namun Surti memilih untuk tidak mencampurnya karena mengaku tidak kuat dengan pedasnya cabai kering. “Kita kan ikut makan juga. Ga kuat dengan pedasnya cabai kering," tuturnya.

Saat ini Surti mengaku memilih mengurangi porsi sambal di piring dan jika ada pelanggannya yang meminta sambal dalam jumlah banyak ia terpaksa memberikan harga untuk sambal itu. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya