Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETELAH bergotong royong dengan kader PDI Perjuangan di Jawa Barat dalam Gerakan Melawan Stunting, HaloPuan kini bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan.
Pada Sabtu (4/6), Lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani itu bergandengan tangan dengan DPD KNPI Kabupaten Kuningan, Jawa Bara, di Desa Ciasih, Kecamatan Nusaherang.
Ciasih salah satu dari 36 desa di Kabupaten Kuningan yang menjadi lokus penanganan stunting. Menurut data Riskesda 2018, prevalensi stunting di Kabupaten Kuningan mencapai 28%.
Ini menjadikan Kuningan masuk kategori cukup tinggi karena rata-rata dunia menurut WHO cuma 20% sementara rata-rata nasional 30,8 persen.
Menurut data penimbangan balita pada Februari 2021, dari 66.598 balita yang ditimbang di Kuningan, ada 3.913 balita yang dinilai berada dalam kondisi stunting–gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.
Baca juga: Angka Stunting di Kabupaten Klaten Fluktuatif
Di Ciasih, HaloPuan dan KNPI mengundang 150 orang. Mereka terdiri dari ibu dengan balita stunting, ibu menyusui, ibu hamil, dan kader posyandu. Sejak pukul 08.30 pagi, mereka telah berdatangan ke lokasi acara di lapangan depan kantor desa.
Dalam kegiatan ini, mereka memperoleh penyuluhan yang disampaikan oleh Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dr Agah Nugraha.
Dokter Agah dengan gaya penyajian yang kadang mengundang tawa menjelaskan bahwa stunting itu harus sudah dipikirkan sejak kehamilan hingga anak berusia atau 1.000 hari pertama kehidupan.
“Yang paling awal menyebabkan stunting adalah pola makan buruk dari ibu-ibu yang hamil, biasanya sukanya seblak atau bakso terus,” katanya.
Menurut Dokter Agah, bayi yang stunting otak dan mentalnya tidak akan berkembang maksimal, sehingga saat dewasa tidak akan terlalu cerdas
. “Ibu-ibu pasti sayang sama anak-anak ibu tapi seringkali tidak menyadari pola makan yang baik,” katanya yang menjelaskan bahwa balita stunting biasanya kekurangan protein.
Sebelum mencapai 1.000 hari, kondisi stunting masih bisa dipulihkan. “Jadi, ibu-ibu jangan khawatir, stunting itu bukan penyakit tapi kondisi yang masih bisa diobati jika anak belum melewati dua tahun,” ujar Dokter Agah.
Selain mendapatkan penyuluhan tentang bahaya stunting, peserta juga memperoleh informasi tentang manfaat super daun kelor yang disampaikan oleh relawan HaloPuan Mochamad Chotim.
Menurutnya, sudah banyak bukti ilmiah, termasuk yang berasal dari WHO, yang mengungkap kekayaan nutrisi kelor, terutama daunnya.
Daun kelor utamanya memiliki 18 asam amino, di mana delapan di antaranya bersifat esensial atau tidak bisa diproduksi tubuh manusia, sehingga daun kelor bisa menjadi sumber protein yang kaya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Karena kelebihan inilah, WHO sampai menjuluki kelor superfood,” kata Chotim, yang selanjutnya memperagakan bagaimana cara mengekstraksi bubuk dari daun kelor bersama kader-kader posyandu.
Kepada Desa Ciasih Suherman berterima kasih kepada HaloPuan dan KNPI yang telah mengadakan Gerakan Melawan Stunting di desanya. Ciasih, menurutnya, memang lokus penanganan stunting tapi data terakhir menunjukkan tinggal satu balita stunting di Ciasih.
Meskipun demikian, Ciasih tetap harus mewaspadai munculnya kasus baru stunting. “Ini supaya ke depan tidak ada yang stunting lagi. Arahan Pak Dokter dan HaloPuan mudah-mudahan bisa dijalankan masyarakat kami,” kata Suherman dalam sambutannya.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, menjelaskan bahwa lembaga sosial Puan Maharani ini memiliki sejumlah program tapi yang utama adalah Gerakan Melawan Stunting.
Gerakan ini, menurutnya, buah kepedulian Puan kepada generasi masa depan bangsa. “Jika tidak ditangani sejak sekarang, kita tidak akan mendapatkan bonus demografi pada saat Indonesia berusia 100 tahun nanti,” katanya.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua DPD KNPI Kabupaten Kuningan, Yusup Dandi Asih. “Jika generasi masa depan tidak disiapkan sekarang, ini akan jadi cikal bakal yang tidak baik,” katanya.
Dandi juga menceritakan bagaimana sulitnya meyakinkan kepada desa yang wilayahnya memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi.
“Tidak gampang mengadakan kegiatan penyuluhan ini karena banyak kepala desa yang malu, padahal stunting itu bukan aib,” tuturnya.
Gerakan Melawan Stunting di Ciasih juga dihadiri oleh Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Kuningan, Dede Sembada, Kepada Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Idik Sidik, Kepala Puskesmas Nusaherang, dr Tita Ritawati, dan Camat Nusaherang, M Reza.
Dede Sembada berharap HaloPuan dan KNPI bisa menyebarluaskan Gerakan ini ke kecamatan-kecamatan lain di Kuningan. “Dari HaloPuan, kita mendapatkan pencerahan soal daun kelor, sehingga DPRD sangat mendukung kegiatan ini,” kata Dede.
Gerakan Melawan Stunting diakhiri dengan pembagian paket makanan tambahan, termasuk di dalamnya 400 gram bubuk kelor, kepada 150 peserta. HaloPuan juga menyerahkan tiga bibit kelor kepada perwakilan ormas, posyandu, dan kampus. (RO/OL-09)
Relawan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya penanggulangan bencana di Indonesia.
Menurut PSSI, 1.500 sukarelawan tersebut akan bekerja di area fungsional seperti stadion, tempat latihan, bandara, dan hotel.
Bihler yang sekarang berusia 76 tahun sudah lima kali beruntun ikut Piala Dunia sebagai relawan terhitung sejak 2006 hingga 2022 ini.
GERAKAN Relawan anak muda Surabaya yang tergabung dalam Sahabat Machfud hingga saat ini masih tetap solid mendukung penuh pasangan Machfud Arifin-Mujiaman yang diusung NasDem, PKB dan lainya.
Secara spesifik, program yang diusung oleh FKDB untuk mewujudkan Indonesia Maju ialah kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan.
Pada Rabu (1/4), Diana yang juga anggota Dewan Penasihat Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) itu membagikan sekitar 1.000 kotak makanan
Pemerintah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat mendukung upaya penurunan tengkes.
Penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Edukasi yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved