Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WARGA Batak perantau yang berada di Yogyakarta menggelar aksi damai
untuk merespon situasi di Yogyakarta, terutama setelah tindak kekerasan
yang mengakibatkan dua orang, yaitu David Siallagan, 22, asal Pematangsiantar, Sumatra Utara dan Tegar Imam Prakarsa, 28, asal Bangka Belitung, tewas akibat kejahatan jalanan.
Aksi yang diikuti seribuan orang ini dilaksanakan di Tugu Pal
Putih, Kota Yogyakarta, Sabtu (14/5) .
Ketua Pemuda Batak Bersatu DPD DIY, Gabriel Ambo Saragi menyampaikan, Jogja adalah kota pendidikan dan yang menjadi korban dalam penusukan pada 8 Mei dini hari itu adalah mahasiswa.
"Aksi damai ini bertujuan supaya peristiwa itu tidak terulang kembali.
Kami berharap kasus ini segera diungkap secara objektif oleh kepolisian," kata dia.
Ia menegaskan, Indonesia memiliki banyak suku. Aksi tersebut tidak ingin memecah-belah persatuan dan kesatuan yang ada. Pasalnya, pelaku adalah oknum, bukan menceminkan suku tertentu.
"Negara kita banyak suku, jangan sampai terpecah-belah," tegasnya.
Ia menghargai kerja-kerja kepolisian yang bekerja keras dalam mengungkap kasus tersebut. Ia pun yakin kasus tersebut bisa diungkap secara menyeluruh. Pasalnya, polisi sudah menangkap seorang tersangka,
memeriksa-saksi-saksi, mengamakan barang bukti, dan ada pula rekaman CCTV.
Menurut keterangan saksi, pelaku berjumlah lima orang dengan mengendarai tiga sepeda motor. Polisi saat ini sudah menetapkan seorang
pelaku.
Pihaknya pun berharap, polisi bisa mengungkap keterlibatan empat
pelaku yang lain.
"Kami mengutuk keras atas kejadian ini. Kami berharap ini yang terakhir
kejadian di Yogyakarta. Ini Aksi damai. Kita menjunjung tinggi NKRI. Satu nusa satu bangsa," tutup dia.
Dalam aksi itu, massa mengobarkan semangat kedamaian, keberagaman dan persatuan. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya, melepaskan dua
burung merpati, dan menyuarakan orasi-orasi. (N-2)
Klitih: Fenomena sosial remaja Yogyakarta. Cari tahu akar masalah, dampak, dan upaya pencegahan aksi kekerasan jalanan ini.
POLISI mengamankan lima orang yang diduga pelaku klitih (Keliling golek getih/keliling mencari darah) yang akibatkan 1 korban meninggal dunia dari SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
"Karena mengeluarkan anak dari sekolah bukan menyelesaikan masalah, tetapi malah menambah masalah," kata Sri Sultan
WALI KOTA Yogyakarta telah mengeluarkan surat edaran (SE) terkait jam malam bagi anak.
Agenda sidang ialah pembacaan putusan untuk para terdakwa. Salah satu terdakwa divonis 10 tahun penjara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved