Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Mengenang Masa Kecil di Rumah Budaya Rosid

Naviandri
03/3/2022 19:40
Mengenang Masa Kecil di Rumah Budaya Rosid
Rumah Budaya Rosid di Bandung(MI/NAVIANDRI)


MEMASUKI Cafe Studio Rosid, seperti kembali ke masa lalu. Bagimana tidak? Ribuan koleksi barang bekas yang berusia puluhan tahun tersusun rapi di cafe milik seniman asal Bandung, itu.

Cafe milik sang perupa berada di bilangan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.

Cafe itu dibanghun seiring dengan minatnya yang tinggi mengumpulkan barang-barang dari masa lalu. Mulai dari berbagai peralatan pertanian, seperti alat bajak yang biasa ditarik kerbau, cangkul, garpu tanah, golok, arit, hingga peralatan masak tradisional mulai dari lesung-lesung kayu gelondongan, dan cobek.

Berbagai peralatan lama terbuat dari tembikar, seperti teko, cerek, dan kendi, juga ditemukan di rumah budaya, yang ia rintis pendiriannya sejak 2002

"Awalnya saya membeli sebuah lumbung padi khas Jawa Timur dari seorang
pedagang barang bekas di Dago Pakar, Bandung, pada 2006. Saya buatlah sebuah saung dari lumbung padi tersebut. Semula lumbung padi itu diisi buku-buku dan diberi nama lumbung buku," cerita Rosid.

Sejak membeli lumbung itu, Rosid giat mengumpulkan peralatan pertanian, dan peralatan rumah tangga tradisional.

Kini Rumah Budaya Rosid yang berada di areal seluas 1.200 meter persegi, diwarnai dengan tiga bangunan utama, yakni studio, saung atau lumbung padi dan galeri.

Ketiganya penuh dihiasi dengan benda-benda usang yang menjadi daya tarik bagi pengunjung. Nama Rumah Budaya Rosid terukir di sebuah gong yang digantungkan di antara dua bilah kayu dan ditancapkan pada  sebatang pohon depan sebuah rumah dengan bangunan unik.

Bagian depan rumah digantungi berbagai aksesoris berupa klotokan sapi atau kerbau dan sebuah pensil merah besar yang sekaligus sebagai petunjuk arah menuju Studio Rosid.

"Saya terlahir dari keluarga petani. Semua benda-benda yang saya
kumpulkan ini merupakan barang yang tidak asing bagi saya saat
masih kecil. Kenangan masa kecil dengan benda-benda ini yang membuat
saya antusias untuk mengkoleksinya. Alhamdulillah sekarang bisa
terwujud," ucap Rosid, seniman lulusan SMA, yang merasa dianugerahi Allah talenta seni yang besar sejak kecil.

Pengunjung Rumah Budaya Rosid juga bisa merasakan cemilan zadul yang disediakan di cafe, atau memilih makanan.

"Barang-barang lama koleksi ini bukan hanya diminati oleh pengunjung
dalam negeri tapi juga diminati pengunjung dari Singapura dan Malaysia. Semua barang-barang yang saya kumpulkan ini tidak untuk dijual. Saya mengumpulkan, semata-semata sebagai bentuk kecintaan terhadap benda-benda yang begitu akrab saat saya masih kecil," tandasnya.

Rosid menambahkan, banyak pejabat juga sudah datang ke Rumah Budaya. Mereka tidak hanya berasal dari Bandung, tapi juga dari daerah lain. Sejumlah artis juga sudah singgah.

"Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sudah dua kali datang hanya untuk melihat benda-benda yang ada disni. Beliau sangat berkesan dan baginya benda-benda ini memiliki memori yang tidak akan terlupakan," lanjutnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya