Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Eks Napiter Ingatkan Bahaya Radikalisme di Kalangan Remaja

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
22/12/2021 22:17
Eks Napiter Ingatkan Bahaya Radikalisme di Kalangan Remaja
(MI/Yakub Pryatama)

TIM Divisi Humas Polri beserta Polres Bangka menyambangi Pondok Pesantren Attoybah Balun Ijuk, Merawang, Pulau Bangka, Rabu (22/12).

Pondok pesantren itu subur dengan santri penghafal Alquran. Kegiatan ini  bertujuan untuk mengingatkan santri akan bahaya radikalisme di kalangan remaja.

Program kontra radikal sendiri ialah benteng atau pertahanan diri bagi masyarakat agar tidak mudah dimasuki oleh paham radikal.

Kedatangan tim Divisi Humas Polri kali ini diwakili oleh Karo Anev Biro PID Kombes Sugeng Hadi Sutrisno, Kasubbag Yan Sengketa Anev Biro PID Rina Karmilasari yang didampingi Kabis Humas Polda Bangka Belitung Kombes Maladi.

Humas Polri juga membawa langsung narasumber eks pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) Nassir Abbas.

Sementara itu, Ponpes Attoybah diwakili Kepala SMA Ponpes Attoybah, Amir Syuhada.

Dalam sambutannya, Sugeng  memberikan motivasi kepada para santri.

"Yang mau jadi polisi ada? Kalau ada, harus terus semangat dan belajar agar bisa raih cita-cita," tutur Sugeng.

Pada kesemparan itu Nassir membeberkan pengalamannya pernah jadi teroris secara blak-blakan kepada para siswa pesantren.

"Saya juga mantan teroris, saya belajar cara ngebunuh orang. Semua macam cara. Mau pakai sajam, mau pakai pisau laras panjang, mau pakai bom. Tapi saya sudah tobat dan takut sama polisi," paparnya.

"Ditangkap itu gak enak, ada emang yang cita-citanya ingin masuk penjara?," tambahnya.

"Tidak," jawab anak-anak pesantren serempak dengan kencang.

Maka, lanjut Nassir, siswa ponpes jangan sampai salah arah agar tak masuk jeruji besi seperti dirinya.

Ia tak ingin para siswa salah langkah seperti apa yang dialaminya dulu sewaktu usianya baru 16 tahun.

"Tanpa sadar saya sudah melangkah masuk ke jaringan yg termasuk orang terpenting JI," ungkapnya.

Intinya, lanjut Nassir, ia mengingatkan para santri ponpes agar tak menjadi seperti dirinya dan jangan masuk ke kelompok yang salah.

Menurutnya, hal itu yang bisa membantu para santri terlepas dari jeratan paham radikalisme hingga terorisme.

"Ingat jaga 4 pilar Indonesia dan jaga keamanan Indonesia dan bantu menyebarkan pesan-pesan yang damai. Jangan sebaliknya," terang Nassir.

"Ingat pula Islam bukan terorisme. Terorisme bukan islam," pungkasnya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : MEGAPOLITAN
Berita Lainnya