Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
JELANG Natal dan tahun baru (Nataru) harga beberapa kebutuhan pokok mulai bergerak naik di beberapa daerah di pantura Jawa Tengah, harga cabai, minyak goreng dan telur ayam ras semakin tidak terkendali.
Pemantauan Media Indonesia, Selasa (21/12) harga beberapa kebutuhan pokok semakin tidak terkendali jelang Nataru, di pasar tradisional beberapa daerah di pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudu, Jepar, Pati dan Rembang lonjakan harga capai 50 persen dibanding sebelumnya.
Lonjakan paling terasa terjadi pada cabai, jelang Nataru harga di beberapa pasar tradisional di pantura itu mencapai Rp80 ribu per kilogram naik dibanding sepekan sebelumnya yang masih berkisar Rp50 ribu per kilogram, meskipun ketersediaan hasil pertanian ini cukup banyak.
Telur ayam ras mengalami lonjakan cukup besar, diperkirakan hal ini terjadi karena meningkatnya kebutuhan jelang Nataru ini banyak warga membuat kue untuk perayaan hari besar tersebut, sepekan sebelum harga telur masih berkisar Rp20 ribu per kilogram namun saat ini naik menjadi Rp26 ribu per kilogram.
Harga minyak goreng, meskipun sudah ditentukan harga eceran tertinggi (HET) kemasan sederhana Rp11 ribu per liter, namun di pasar harga mencapai Rp19 ribu per liter. "Sebelum ini harga minyak goreng kualitas sedang masih Rp130 ribu per katon, tapi sekarang Rp225 ribu-Rp250 ribu per karton," ujar Suamah,56, pedagang di Pasar Johar Semarang.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Industeri Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Rembang Tri Handayani mengatakan dalam upaya melihat kondisi harga jelang Nataru, telah diturunkan petugas untuk lakukan monitor setiap hari terutama menghadapi perayaan Nataru ini, ketersediaan berbagai kebutuhan pokok di pasar masih mencukupi.
Namun karena masa pandemi ini tidak dapat lakukan operasi pasar saat terjadi lonjakan harga, hal ini selain adanya refokusing anggaran untuk
covid-19 juga menghindari terjadi kerumunan. "Sebelum pandemi kita antisipasi lonjakan dengan operasi pasar, tetapi sekarang tidak bisa,"
imbuhnya.
Hal serupa diungkapkan Kepala Dinas Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pati Hadi Santosa meskipun ada kenaikan beberapa barang kebutuhan pokok, namun Pemkab belum dapat mengambil langkah operasi pasar, karena kenaikan jelang Nataru ini masih dinilai wajar.
Demikian juga Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti mengatakan kenaikan beberapa jenis sembako tersebut terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan jelang Nataru, karena ketersediaan barang cukup banyak di pasaran. "Kita terus monitor, yang penting jangan sampai stok menipis dan terjadi kelangkaan," tambahnya. (OL-12)
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Penyakit antraknosa merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani cabai di Indonesia, yang dapat mengakibatkan kerugian signifikan jika tidak ditangani.
Cabai bisa dikonsumsi segar, dikeringkan, atau diolah menjadi bubuk, saus, maupun sambal. Di banyak negara, termasuk Indonesia, cabai merupakan bahan pokok dalam masakan sehari-hari.
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Yuda Bustara menyarankan untuk mengupas kulit bawang merah dan bawang putih, memotong atau menghaluskannya lalu membekukannya di dalam freezer.
Menurut Nasir, kenaikan harga cepat berubah selama Ramadan ini. "Kenaikan harga terjadi dalam sebulan ini,” kata Nasir.
Di tengah fenomena eggflation yang menyebabkan lonjakan harga telur di berbagai negara, Indonesia justru mengalami kondisi yang berbeda
Harga telur saat ini berada di bawah HAP (harga acuan pemerintah) yang sudah diputuskan yakni Rp24.500-Rp26.500/kg.
Usai perayaan Idul Adha 2024, harga komoditas bahan pangan jenis telur dan daging ayam di Purwokerto, Jawa Tengah, terus mengalami kenaikan amat signifikan.
Kenaikan harga telur ayam di Palu, Sulawesi Tengah, semakin tidak terkendali. Pasokan yang berkurang menjadi penyebab.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan alasan harga telur masih tinggi. Ia menyebut butuh waktu hingga harga telur kembali normal.
Harga telur ayam di pedagang di Sungailiat Bangka Provinsi Bangka Belitung (Babel) masih bertahan Rp32 ribu per kilogram (kg).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved