Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

10 Perempuan Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Human Trafficking

Benny Bastiandy
19/12/2021 20:35
10 Perempuan Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Human Trafficking
Ilustrasi(DOK MI)

SEBANYAK 10 orang perempuan asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga jadi korban perdagangan orang (human trafficking). Mereka ditemukan Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga akhirnya dipulangkan kembali ke Cianjur, beberapa hari lalu.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Asep Suparman, menjelaskan dari hasil keterangan yang dihimpun, awalnya para korban perdagangan orang ini diajak bekerja di luar kota. Kemungkinan mereka diiming-iming bekerja di tempat yang nyaman dan gaji besar.

"Ternyata (mereka) ditemukan Polda NTT. Kemudian melaporkan ke kita (Dinas Sosial)," kata Asep, Minggu (19/12).

Asep menyebut ada 10 orang yang diduga jadi korban perdagangan orang. Pemkab Cianjur pun menyerahkan sepenuhnya proses pidana bagi pelaku yang sudah memperdagangkan orang pada kasus ini ke pihak kepolisian. "Terlepas siapa pelakunya, kita serahkan sepenuhnya ke aparat penegak
hukum," ucapnya.

Langkah yang harus dipikirkan sekarang, kata Asep, yakni memulihkan kembali psikologis para korban. Karena itu, saat ini Sebagian di antara mereka saat ini berada di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani di Jakarta.

"Dari 10 orang ini, tiga orang sudah kembali ke keluarganya. Ada satu orang yang mengikuti ujian di sekolah. Kami juga sedang menunggu kepulangan yang lainnya dari balai rehabilitasi," ujar Asep.

Di BRSAMPK Handayani, sebut Asep, mereka dibina dan diberikan berbagai pelatihan yang nanti bisa jadi modal keterampilan. Ada yang berminat mengikuti pelatihan tata rias, tata boga, kecantikan, dan lainnya.

"Yang penting nanti determinasi akhirnya kita pantau terus. Artinya, yang dikhawatirkan itu kan stigma masyarakat terhadap mereka. Makanya kita harus menanganinya secara humanis," ujarnya.

Asep menuturkan penanganan para korban perdagangan orang butuh kerja sama lintas sektoral. Seperti pelibatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang diharapkan bisa memfasilitasi para korban perdagangan orang ini bekerja di perusahaan.

"Tapi memang itu kan terlepas dari pendidikan. Kementerian Agama juga kemarin sudah menawarkan agar para korban trafficking ini disekolahkan di madrasah. Jadi penanganannya menyeluruh. Jadi ketika kembali ke masyarakat, punya keterampilan, kita arahkan sesuai kemauannya," pungkas Asep. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya