Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pemkab Cianjur Mulai Lakukan Vaksinasi Covid-19 Door to Door

Benny Bastiandy
14/12/2021 18:43
Pemkab Cianjur Mulai Lakukan Vaksinasi Covid-19 Door to Door
Ilustrasi(DOK MI)

KECEPATAN pemberian vaksinasi covid-19 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, di sentra-sentra maupun di fasilitas kesehatan, saat ini trennya mulai terpantau turun. Kondisi tersebut dipicu mulai dilakukannya layanan vaksinasi dari rumah ke rumah sebagai salah satu upaya percepatan.

Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, menuturkan awalnya kecepatan pemberian vaksin rata-rata mencapai 35 ribu suntikan dosis setiap hari. Namun beberapa waktu terakhir kecepatannya mulai turun dengan rata-rata sebanyak 3 ribu-4 ribu suntikan setiap hari.

"Turun kisaran 0,1%-0,2% atau 3 ribu-4 ribu suntikan setiap hari dari awalnya bisa mencapai 35 ribu setiap hari," kata Yusman, Selasa (14/12).

Dengan cakupan vaksinasi yang sudah berada di kisaran 64%, kata Yusman, pola layanan pun mengalami perubahan. Artinya, sekarang masyarakat mulai dikurangi diundang datang ke lokasi vaksinasi. "Sekarang kita yang mendatangi masing-masing rumah warga," jelasnya.

Sebetulnya, sebut Yusman, animo masyarakat mengikuti vaksinasi covid 19 masih cukup antusias. Apalagi Kabupaten Cianjur sedang mengejar capaian 70% cakupan vaksinasi. "Tapi masih ada juga masyarakat yang belum terjangkau sosialisasi atau tidak memiliki akses mendapat informasi," ucap Yusman.

Layanan vaksinasi dari rumah ke rumah itulah diharapkan bisa menjangkau masyarakat yang kurang mendapat sosialiasi maupun akses informasi kaitan dengan vaksinasi covid-19. Mereka yang kurang mendapat informasi ini mayoritas kalangan lanjut usia serta masyarakat yang tinggal di wilayah pelosok.

"Di selatan, jarak satu rumah ke rumah lainnya cukup berjauhan. Masih banyak yang tinggal di daerah terpencil. Jadi pantas masih ada masyarakat yang kurang informasi. Ini jadi kendala di lapangan," sebutnya.

Saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sedang mengajukan penyesuaian data ke pemerintah pusat agar yang dipakai nanti riil dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) karena berdasarkan by name by address. Upaya itu dilakukan karena kalau mengacu data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), jumlah warga sasaran wajib vaksinasi di Kabupaten Cianjur lebih besar sehingga terjadi selisihnya cukup banyak.

"Data KPCPEN, sasaran wajib vaksinasi di Kabupaten Cianjur itu 1,9 juta jiwa. Kalau kita melihat riil di lapangan tidak sebanyak itu yang wajib vaksin. Artinya data riilnya lebih kecil dibandingkan data KPCPEN," beber Yusman.

Selisih perbedaan data riil di lapangan berdasarkan Disdukcapil Kabupaten Cianjur dengan data KPCPEN hampir 100 ribuan jiwa. Karena itu, Dinkes Kabupaten Cianjur akan menyisir kembali warga yang belum divaksin berdasarkan data Disdukcapil dari rumah ke rumah.

"Data Disdukcapil, sasaran wajib vaksinasi itu ada 1,8 juta jiwa. Jadi ada selisih sekitar 100 ribuan jiwa dengan data KPCPEN. Kami juga akan intensif berkoordinasi dengan kecamatan untuk data-data NIK yang mungkin perlu pembaruan karena belum bisa terinput," ujar Yusman.

Saat ini pun data riil di lapangan, sambung Yusman, cakupan vaksinasi di masing-masing desa rata-rata di kisaran 80%. Bahkan ada yang sudah mencapai 90%-100%.

Yusman pesimistis cakupan vaksinasi bisa mencapai 100% pada akhir tahun ini. Namun ia optimistis bisa mencapai 70%.

"Kalau 100% sepertinya cukup sulit karena di lapangan sudah susah mencari sasaran. Makanya, kita sisir ke setiap rumah mendata lagi warga yang belum divaksin berdasarkan data Disdukcapil," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya