Curhat Luhut, saat Pandemi Covid-19 Melandai

Yoseph Pencawan
13/11/2021 13:05
Curhat Luhut, saat Pandemi Covid-19 Melandai
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (kiri)(MI/YOSEPH PENCAWAN)


LEBIH dari setengah waktunya di podium dihabiskan Luhut Binsar Panjaitan menuturkan soal korona. Jumat (12/11), Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi itu menjadi berpidato pada pembukaan Festival UMKM Toba Vaganza di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.

Luhut naik podium setelah Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso berbicara. Di hadapan para pelaku UMKM, ekonom, politisi dan pejabat pemerintah lainnya, Luhut  bertutur dengan gaya bicaranya yang khas, blak-blakan.

Luhut mengatakan meskipun saat ini peningkatan kasus baru covid-19 sudah melandai, tetapi harus tetap waspada. Jika tidak, maka dapat datang lagi gelombang lonjakan kasus baru seperti yang terjadi pada Juli lalu.

Ketika itu muncul lebih dari 56 ribu kasus baru dalam sehari dan dengan
tingkat kematian mencapai 2.000 orang. Sampai-sampai, kata Luhut, hampir setiap hari di telepon selulernya muncul kabar berita duka atas meninggalnya orang yang terinfeksi virus.

Dia menuturkan, upaya penanganan pandemi yang dia dan timnya lakukan tidak mudah. Di kantornya, Luhut banyak memberi tugas kepada anak-anak muda.

Mereka memonitor kondisi pandemi di Tanah Air dengan satelit, sampai pada tingkat kecamatan. Dari cara itu mereka memiliki data yang diperbarui setiap hari.

Dari data tersebut Luhut dan tim membuat penilaian dan pengambilan
keputusan yang cukup akurat. Dia juga memiliki instrumen atau sistem untuk mengidentifikasi kondisi yang terjadi dan pilihan cara untuk mengatasinya.

Instrumen itu pun didesain dan dioperasikan oleh anak-anak muda di
kantornya. Dengan itu semua Luhut dan tim bisa tahu daerah mana atau aspek apa yang perlu diperbaiki, sehingga dengan cepat bisa memproses pengambilan keputusan.

"Jadi jangan dipikir apa yang kami lakukan itu pakai agak-agak, tidak,"
ujarnya.

Dia memastikan upaya penanganan pandemi dilakukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua hasil yang diperoleh tidak lepas dari sinergi dengan TNI, Polri dan semua elemen masyarakat.

Saking intensnya, Luhut bisa menggelar rapat hingga enam kali dalam sehari. Dia juga tak segan menghubungi langsung pemda, pengusaha dan pihak-pihak lain yang diidentifikasi bandel dengan aturan pandemi.

Namun demikian, dia meyakini apapun yang dilakukan tidak akan dapat
berhasil tanpa kerja sama dan dukungan masyarakat. Dia memahami banyak
elemen masyarakat memersoalkan banyaknya kebijakan yang dikeluarkan selama pandemi, dalam waktu singkat.

Dia mengatakan, perubahan kebijakan itu bukan keinginan pemerintah. Namun untuk menghadapi cepatnya perubahan kondisi pandemi.

Karena itu dia meminta pengertian seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan pemerintah. Dia memastikan pemerintah tidak asal-asalan dalam menetapkan status level pembatasan.

Meski pernah menjadi tentara, Luhut mengaku sering merasa sedih dan hampir menangis ketika tiba-tiba ada orang yang tidak bisa dia tolong. Begitu rumah sakit penuh, dia maupun orang lain tidak bisa meminta ruang perawatan.

"Sehingga si pasien harus menunggu, menunggu, menunggu dan lewat," imbuhnya.

Luhut mengatakan dirinya telah berbicara dengan beberapa otoritas medis di dunia terkait rencana pembangunan pabrik obat korona di Indonesia.

Namun dia menilai itu juga belum menyelesaikan seluruh masalah karena obat itu hanya mampu mengobati pasien yang terjangkit pada tahap awal atau dengan gejala ringan.

Masalah hanya dapat selesai secara signifikan dengan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan. "Covid-19 ini belum selesai," tegasnya.

Hal itu dia tegaskan karena saat ini banyak masyarakat sudah mulai lengah. Banyak yang dengan sudah menurunkan masker saat di dalam ruangan atau bahkan tidak mengenakan masker sama sekali. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya