Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BANK Indonesia mencatat inflasi di Bali pada September 2021 relatif stabil dibanding bulan sebelumnya. Secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar sebesar 0,19% (mtm), sementara Kota Singaraja mengalami deflasi sebesar -0,45% (mtm).
"Peningkatan tekanan harga terjadi pada kelompok core inflation, sedangkan kelompok administered price dan volatile food tercatat menurun," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Sabtu (2/10).
Secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 1,40% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,19% (yoy). Namun lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,60% (yoy).
Kelompok barang core inflation mencatat inflasi sebesar 0,35% (mtm), terutama disebabkan oleh naiknya harga canang sari. Peningkatan harga canang sari seiring dengan meningkatnya frekuensi upacara keagamaan sepanjang September 2021 yang dipercaya sebagai bulan baik bagi masyarakat Bali.
Beberapa harga kebutuhan pokok lainnya (seperti pipa dan baju kaos berkerah) juga tercatat mengalami peningkatan harga. Secara tahunan, core inflation September 2021 tercatat sebesar 0,78% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,65% (yoy), terutama terjadi peningkatan komoditas canang sari.
Kelompok barang administered price mencatat deflasi sebesar 0,10% (mtm). Penurunan harga terutama terjadi pada harga angkutan udara seiring dengan minimnya aktivitas penerbangan ke Bali selama periode PPKM di bulan September 2021. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,08% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,12% (yoy), terutama terjadi peningkatan komoditas rokok kretek filter.
Kelompok barang volatile food juga mengalami deflasi sebesar 0,78% (mtm). Penurunan harga terutama terjadi pada komoditas cabai rawit, bawang merah, tomat, dan beras seiring dengan terjaganya pasokan yang didukung oleh panen
di berbagai daerah sentra produksi. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 5,87% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 5,18% (yoy), terutama terjadi peningkatan komoditas daging ayam ras, minyak goreng, daging babi dan ikan tongkol diawetkan.
Bank Indonesia menilai inflasi Bali sampai dengan akhir tahun cenderung rendah dan stabil. Meskipun demikian, program 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi dan Komunikasi yang efektif) oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tetap terus didorong, terutama melalui digitalisasi UMKM pangan, Kerjasama Antar Daerah, digital farming, dan e-commerce. (OL-13)
Baca Juga: Beres Divaksin Covid-19 SMAN I Maumere Siap Gelar PTM Penuh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya menekan inflasi dengan mengendalikan kenaikan harga-harga barang dan jasa.
Hingga Oktober 2023, inflasi tahunan Kota Bandung berada pada posisi paling rendah di Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia menyatakan pada Oktober, inflasi masihcukup terkendali. Namun ada potensi kenaikan inflasi di minggu-minggu berikutnya.
Laju inflasi tahun ini sebetulnya diprediksi melandai. Namun perlu diantisipasi dampak risiko beberapa sektor yang akan memengaruhi inflasi.
PEMERINTAH daerah dan kalangan pebisnis di Jawa Barat optimistis investasi yang masuk ke wilayah ini pada 2024 masih akan tinggi.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung terus mengoptimalkan berbagai program untuk terus menjaga angka inflasi
BERDASARKAN data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm) pada Mei 2024 yang dipengaruhi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2024.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar -0,10% (mtm) pada September 2024, setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi sebesar 0,04% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Januari 2025 mencatatkan deflasi sebesar -1,50% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,37% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Februari 2025 mencatatkan deflasi sebesar -0,29% (mtm), tidak sedalam bulan sebelumnya sebesar -1,50% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved