Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bertepatan dengan Hari Tani Nasional 2021, UMKM 'Dari Bumi' Diluncurkan

Mediaindonesia.com
24/9/2021 07:02
Bertepatan dengan Hari Tani Nasional 2021, UMKM 'Dari Bumi' Diluncurkan
Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, UMKM Dari Bumi diluncurkan.(Ist)

WILAYAH Indonesia yang merupakan berkah dari Sang Pencipta memiliki tanah subur. Berbagai tanaman dapat tumbuh subur dan teleh memberi manfaat untuk kehidupan seluruh masyarakat di Tanah Air.

Dengan tanahnya yang subur dan tanaman yang mudah tumbuh, masyarakat pun menuai hasil bumi dari beras, gula, rempah-rempah, kopi  hingga madu. Semua itu tentu tak lepas dari peran petani yang mengolah hasil bumi dengan baik.

Tidaklah berlebihan jika petani disebut sebagai  sosok penjaga ketahanan pangan di Indonesia. Sumbangsih para petani telah membuat kita bisa mengonsumsi pangan yang sehat dan berkualitas.

Petani memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan di Nusantara. Untuk mengapresiasi petani, maka pada 24 September 1960 ditetapkanlah Hari Tani Nasional.

Peringatan Hari Tani Nasional ini adalah bentuk peringatan untuk mengenang sejarah dari kaum petani serta membebaskannya dari penderitaan.

Pada 24 September ditetapkan sebagai Hari Tani Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Kepres RI) No.169 tahun 1963. Hal ini tak lepas dari sejarah penting sebelum disahkan melalui Kepres RI No. 169 tahun 1963.

Sedikit mundur kebelakang, sejak lepas dari cengkraman Belanda, pemerintah Indonesia selalu berusaha merumuskan UU Agraria baru untuk mengganti UU Agraria kolonial.

Peran petani

Untuk menuai hasil panen pertanian, petani melakukan proses dari menanam bibit, merawat tanaman, hingga memanen bukanlah sebuah tugas yang ringan.

Jerih payah petani Indonesia dalam menghasilkan hasil bumi yang berkualitas untuk segenap masyarakat Indonesia ini pun menjadi latar belakang munculnya sebuah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Yogyakarta yang bernama  'Dari Bumi'.

Dari Bumi lahir untuk menjadi jembatan antara hasil tani yang terkurasi, petani sebagai pelaku industri dan masyarakat Indonesia.

Dari Bumi menghadirkan hasil tani yang terkurasi dari petani-petani di pelosok Indonesia, mulai dari beras pandan, beras merah, madu kelengkeng, madu akasia, daun kelor, bunga telang, rosella ungu hingga kopi Temanggung yang termashyur.

Dari Bumi pun bekerja sama dengan petani dari berbagai daerah seperti Sumenep, Sine, Pohkumbang, Tugu Papak hingga Lebak, Banten.  

Perkembangan Dari Bumi mengadopsi tiga semangat kebaikan, seperti memilih hasil bumi terbaik (kurasi hasil bumi), menjaganya dengan baik (proses penyimpanan), serta mengantarkannya dengan cara yang baik (pengemasan hingga pengiriman ke tangan konsumen).

Bertepatan dengan Hari Tani Nasional yang jatuh pada hari ini atau Jumat (24/9), Dari Bumi resmi di-launching untuk menghadirkan buah cinta petani Indonesia ke masyarakat. Launching kali ini diwarnai dengan perilisan sebuah video di YouTube Dari Bumi yang berjudul “Terima Kasih Petani Indonesia”.

Video yang berdurasi sekitar 2 menit tersebut menceritakan tentang Pak Rohman, seorang petani di Sine, Kaki Gunung Lawu, yang membentang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Rohman  adalah seorang petani milenial yang memutuskan untuk pulang dari ibu kota ke desanya dan bertani. Bunga telang, rosella ungu, dan daun kelor adalah hasil bumi yang diolah Rohman.

Di video ini, Dari Bumi hendak mengajak kita semua untuk mengapresiasi kekayaan hasil bumi Indonesia, mempopulerkannya ke circle terdekat, menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian bentuk apresiasi kita terhadap para petani terasa nyata dan penting dalam ekosistem ketahanan pangan kita.

Mimpi Dari Bumi

Inisiator Dari Bumi, Agung Prasetyo bercerita bahwa dengan niat baik, Dari Bumi diawali dari perjalanan tim ke Temanggung dan mencoba rangkaian kopi dari kebun-kebun yang ada di sana.

Setelah mencoba kopi-kopi tersebut, Agung merasakan betapa besarnya sebuah potensi sebuah hasil tani. Dengan mengobservasi proses dari hulu ke hilir, Agung akhirnya berpikir untuk mengkurasi hasil tani yang lebih banyak lagi.

"Sayang sekali jika potensi sebuah produk, hanya berhenti di kalangan tertentu. Produk yang baik, seharusnya jadi milik semua orang. Kami  juga ingin memaksimalkan potensi team internal serta network yang kami miliki, untuk menyebarkan potensi hasil bumi ini ke arah makanan dan minuman yang eksperimental," kata Agung dalam keterangan kepada media, Jumat (24/9).

 Ke depan, Dari Bumi harapannya menjadi rujukan masyarakat atas produk-produk hasil tani yang terkurasi atau bahkan menjadi gerakan-gerakan inisiatif yang mendukung petani Indonesia untuk lebih berdaya, lebih sejahtera.

 "Kelak hasil-hasil tani yang beragam harus mudah di temui di manapun, jadi gaya hidup dalam bentuk-bentuk yang unik," ucap Agung.

Kini  Dari Bumi ingin menjadi bagian yang berkontribusi pada ekosistem industri tani dan mendukung program ketahanan pangan yang populer serta kesehatan masyarakat Indonesia.

Info selengkapnya tentang Dari Bumi bisa dilihat di Instagram @daribumiofficial (Instagram.com/daribumiofficial) atau marketplace Dari Bumi Official di Shopee, Tokopedia dan Tokotalk www.daribumi.id. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya