Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
PENAMBANGAN liar kembali terjadi di kawasan Pegunungan Kendeng, di Desa Kesesi, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, diduga aksi ini mendapat backing orang kuat karena sejauh ini tidak ada yang berani menindak.
Pemantauan Media Indonesia Kamis (23/9), suara alat berat jenis brecker terdengar meraung-raung di tengah kesunyian Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kesesi, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan hingga radius beberapa kilometer. Bahkan suara tersebut diikuti dengan suara penggempuran bebatuan di kawasan itu.
Meskipun suara terdengar cukup kencang. namun tidak terlihat ada tindakan pencegahan dari pihak pemerintah daerah setempat, operator alat berat juga leluasa menggempur bebatuan kawasan gunung yang disebut kars kawasan Kendeng Utara tersebut.
Leluasanya penambangan liar tersebut diduga mendapat backing orang kuat di daerah itu, karena sejauh ini tidak ada tindakan apapun dari aparat setempat. Padahal, sangat kasat mata dan tidak mengantongi ijin usaha pertambangan.
"Sejauh ini kami tidak pernah mengeluarkan ijin penambangan apapun, karena ijin tambang dari pusat," kata seorang pejabat di Dinas PU Grobogan.
Hal tersebut juga dibenarkan Yono Soef, penambang yang mendatangkan alat berat tersebut bahwa aktivitas penambangan yang dilakukan tanpa mengantongi ijin baik dari pemerintah daerah, provinsi maupun pusat. Sebab memang dilarang melakukan penambangan di kawasan Kendeng Utara.
"Kami memang tidak memiliki ijin, tapi siapa yang berani menindak? Kami selama ini tetap aman saja melakukan penambangan ini," kata Yono Soef kepada wartawan di Grobogan.
Penambangan di Gunung Kendeng tersebut, demikian Yono, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penimbunan dan pondasi. Dijual secara umum Rp150 ribu per dump truk (8 meter kubik) di tempat, di luar biaya tranpotasi.
Berapa waktu lalu, ujar Soef, memang ada operasi penambang liar di kawasan Pegunungan Kendeng itu dan banyak alat berat disita. Mengakibatkan aktivitas penambangan berhenti tetapi setelah kondisi tenang muncul kembali seperti ini.
"Ya kami nekat saja, kalo dioperasi ya sudah berhenti. Toh tidak sampai dipenjara," jawabnya enteng.
Terkait ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kaget. Sebab sebelumnya sudah pernah ditindak. Penambangan liar di Kawasan Pegunungan Kendeng tersebut, dikhawatirkan merusak lingkungan hidup dan dapat menyebabkan terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor.
"Ini harus ditindak tegas karena selain merusak lingkungan juga menyebabkan bencana alam di kawasan tersebut. Sudah berulang kali saya ingatkan dan jika tidak dihentikan maka saya minta aparat setempat bertindak," ungkap Ganjar. (OL-13)
Baca Juga: Ilegal, 14 Penambangan Pasir Merapi Ditutup Portal
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Jebolnya tanggul sungai berada di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.
Perubahan struktur tanah dikarenakan sedang ada pembangunan talud
Banjir setinggi 50 cm merendam Purwodadi akibat hujan dan drainase yang tersumbat dari lumpur banjir sebelumnya.
Banjir di Grobogan dan Kudus masih belum menunjukan tanda surut dan masih mengganggu aktivitas warga.
Kemenag bersama Baznas dan LAZ menyerahkan sejumlah bantuan sembako, logistik, terapi trauma healing, dan mendonasikan uang tunai pada pemerintah darah setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved