Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Profesionalitas Guru Dibutuhkan Untuk Memperbaiki Iklim Emosi Kelas

Widhoroso
17/9/2021 22:19
Profesionalitas Guru Dibutuhkan Untuk Memperbaiki Iklim Emosi Kelas
Workshop bagi guru-guru yang digelar dosen Universitas Negeria Jakarta beberapa waktu lalu.(DOK UNJ)

PEMBELAJARAN dengan sistem daring (online) yang diterapkan sejak pandemi Covid-19 muncul, memberi dampak besar terhadap emosional siswa serta para guru. Kondisi ini bisa membuat pembelajaran yang dilakukan tidak akan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Terkait hal tersebut, tiga dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yaitu Yuli Rahmawati PhD, Dr Susi Fitri, dan Aodah Diamah menggelar workshop yang bertujuan mengembangkan profesionalitas guru untuk memperbaiki iklim emosi kelas. Kegiatan yang digelar secara online akhir Juli lalu itu diikuti 55 guru dari berbagai daerah di Indonesia. Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini adalah Rekha Koul, dosen dari Curtin University, Australia .

Melalui workshop ini, kami, dosen-dosen UNJ ingin menekankan bahwa sebagai pendidik kita seringkali memfokuskan pembelajaran pada penyampaian konten, penuntasan kurikulum dan pengambilan nilai siswa semata. Sehingga guru seringkali meremehkan aspek penting dalam pembelajaran yakni interaksi," ungkap Yuli Rahmawati yang merupakan Koordinator Prodi Pendidikan Kimia UNJ, dalam keterangan yang diterima, Jumat (17/9).

Menurutnya, proses pendidikan adalah sebuah interaksi. Sehingga interaksi bukan hanya sebuah alat namun juga konten yaitu mengajar melalui interaksi yang menyangkut kepedulian guru dengan keadaan siswa, kemampuan guru dalam mengelola kelas dan memberikan kejelasan dalam penyampaian pembelajaran di dalam kelas, serta pengembangan empati.

"Dengan demikian, pembelajaran di kelas lebih bermakna, kontekstual, dan autentik. Untuk itu guru-guru dalam workshop ini juga diberi materi mengenai metode yang dapat digunakan untuk mengintegrasi sosial dan emosi dalam pembelajaran," ungkapnya

Berbeda dengan pelatihan dan workshop biasa, tambah Yuli, selain mendapatkan paparan materi, guru-guru yang ikut workshop ini juga mendapat kesempatan bimbingan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan mempublikasikan hasil pelatihan ini dalam jurnal ilmiah.

"Hingga dua bulan setelah workshop, guru-guru perserta masih aktif melakukan penelitian di sekolahnya masing-masing di bawah bimbingan dosen UNJ. Mereka selanjutnya akan melakukan tahap analisis data dan publikasi ilmiah," pungkasnya. (RO/OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya