Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
LEBIH dari 1.000 warga dari berbagai kalangan mengikuti
konseling dalam jaringan (online) yang diselenggarakan Gerakan Titik
Koma bekerja sama dengan DPW Partai NasDem Jawa Barat, Sabtu (4/9). Tidak sedikit di antara mereka merupakan penderita gangguan kesehatan mental terutama akibat pandemi virus korona yang saat ini masih terjadi.
Sebanyak enam psikolog dan pembicara lainnya dihadirkan untuk memotivasi mereka agar mentalnya kembali pulih. Salah satu pembicara ialah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil).
Dalam paparannya, Emil menyebut saat ini banyak masyarakat yang
mentalnya terganggu terutama akibat pandemi covid-19.
"Gangguan kesehatan mental tidak dialami segmen tertentu, dari anak-anak sampai pemimpin. Selama 1,5 tahun agenda saya covid. Tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, sampai saya mimpi pun covid," ujarnya.
Emil pun mengakui, di saat pandemi ini jumlah warga Jawa Barat yang
mengalami gangguan mental bertambah 60%. Bahkan, 80% di antaranya sudah
memasuki fase depresi.
"Dari konsultasi, 80% sudah menyatakan level depresi. Orangtua enggak bisa ajari anak (belajar dari). Orangtua kena PHK. Bansos enggak sesuai harapan. Makanya perceraian naik di Jawa Barat," katanya seraya menyebut pihaknya meluncurkan berbagai program untuk membantu warga yang mentalnya terganggu.
Lebih lanjut, Emil pun memotivasi peserta yang hadir agar tetap
optimistis dalam menjalani hidup. Salah satunya dengan menganjurkan agar memiliki tujuan hidup.
"Hidup harus punya tujuan. Hidup yang bahagia adalah hidup yang punya
tujuan. Kebahagiaan tidak bisa ditunggu, tapi diciptakan. Kejar
kebahagiaan," ujarnya.
Selain itu, menurutnya terdapat enam kiat agar bisa hidup bahagia.
Pertama, menurutnya harus memiliki waktu tidur yang cukup.
"Kedua diet, jaga pola nakan, jangan segala dimakan. Ketiga olahraga,
racun butuh dikeluarkan lewat keringat," ucapnya.
Keempat, harus mengkonsumsi air putih yang cukup. "Kelima self respect,
cari kebanggaan diri sendiri," ucapnya.
Keenam, tambah dia, cari tempat untuk mencurahkan isi hati agar beban
menjadi berkurang.
"Karena itu, saya sangat menyambut baik Gerakan Titik Koma ini. Penting untuk menjangkau mereka yang mungkin memendam stres, galau, dan cemas," ujarnya.
<>Kesehatan jiwa<>
Penggagas Gerakan Titik Koma, Zahra Najwa, mengatakan, pihaknya fokus
membantu menangani kesehatan mental masyarakat terutama di saat pandemi
ini. Terlebih di masa krisis seperti saat ini semakin banyak masyarakat
yang kesehatan jiwanya terganggu.
Ini terlihat dari banyaknya pendaftar layanan konseling untuk mengobati
penyakit mental yang diderita. "Hanya dalam dua hari setelah kami
membuka pendaftaran, ada 1.000 lebih pendaftar. Akun medsos kami yang baru berusia dua minggu juga langsung diikuti 50 ribu warganet," katanya.
Selain akibat merosotnya kondisi ekonomi, menurut dia gangguan mental
ini terjadi karena semakin berkurangnya interaksi di antara masyarakat.
Dengan begitu, berbagai tekanan hidup yang dialami masyarakat hanya
dipendam sendiri sehingga semakin memberatkan beban psikis mereka.
"Dengan dipendam sendiri, selain penderita sulit menemukan solusi, beban psikisnya semakin berat," ujarnya.
Jika tidak segera ditangani, menurutnya, para penderita akan melakukan hal-hal yang mengkhawatirkan, seperti menyakiti diri sendiri, juga orang lain.
"Bisa ke mana-mana. Pikiran bunuh diri, narkoba, alkohol, termasuk
berontak mengancam keselamatan orang lain," ujarnya.
Oleh karena itu, Najwa memastikan kegiatannya ini hadir untuk memberikan layanan konseling gratis bagi masyarakat yang mentalnya terganggu.
"Kami membantu semampunya. Saat ini ada 6 psikolog, serta puluhan
volunteer," ujarnya.
Selain menyediakan konseling gratis bagi penderita, gerakan yang berkolaborasi dengan DPW Partai NasDem Jawa Barat inipun bertujuan
mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi kejiwaan orang sekitar. Dengan semakin banyak warga yang tersadarkan akan
semakin mudah bagi penderita gangguan mental untuk mencurahkan keluh
kesah yang ada.
"Selama ini, penderita gangguan mental merasa tabu untuk bercerita,
bahkan ke keluarganya sendiri pun," ucapnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan, pihaknya sangat mendukung gerakan sosial ini.
Dia menyadari saat ini layanan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini
masih tergolong minim. "Kami berharap pemerintah memperbanyak layanan
konseling gratis. Karena masyarakat tidak mampu sangat sulit untuk
mengakses psikolog," katanya.
Terlebih, saat ini semakin banyak masyarakat yang kejiwaannya tertekan
akibat pandemi. "Seperti di Purwakarta, ada tiga anak yang kehilangan
kedua orangtuanya karena virus korona. Selain membantu dari sisi
ekonomi, layanan konseling sangat diperlukan," ujarnya.
Menurut Saan pihaknya memfasilitas tempat untuk konseling, termasuk yang dilakukan secara dalam jaringan (online) yang menjangkau 1.000 warga yang membutuhkan pendampingan tersebut.
"Semoga ke depan program ini bisa menjadi kegiatan rutin. Sehingga semakin banyak masyarakat kita yang merasakan manfaatnya," ujarnya. (N-2)
Banyak yang percaya posisi tidur mencerminkan kondisi emosional atau mental seseorang. Namun, benarkah demikian?
Kesehatan mental yang baik berawal dari kebiasaan kecil, termasuk apa yang Anda konsumsi setiap hari. Tahukah Anda bahwa makanan tertentu mampu meningkatkan mood secara alami?
Ketika anak terlalu sering melihat konten negatif yang muncul seperti kekerasan mereka bisa menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa atau wajar.
PENELITIAN terbaru memperingatkan diet rendah kalori dapat memicu depresi. Pria disebut lebih rentan terhadap efek negatif dari pembatasan makan.
AHLI gizi menyebut kalau ada tiga kandungan gizi dalam keju yang mampu meningkatkan kesehatan mental manusia.
Cardi B mengaku lega berpisah dari Offset setelah bertahun-tahun mengalami tekanan emosional, kebohongan, dan perselingkuhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved