Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PENDETA Yusman Kogoya meminta agar segala bentuk pembangunan di Tanah Papua harus didasarkan oleh kasih Yesus. Kasih Yesus itu mengasihi mengampuni dan saling memberkati.
Sebagai Ketua Klasis Gereja Injil di Indonesia (GIDI) Kota Jayapura, Pdt Yusman berharap agar seluruh masyarakat tidak membuat suatu permusuhan, pertikaian dan lain-lain yang menimbulkan kebencian.
"Kita harus membangun dengan kasih dan damai. Itu yang diharapkan di tanah Papua" ucap Yusman Kogoya, Sabtu (28/8).
Pdt Yusman Kogoya merasa hidupnya terpanggil untuk menjadi Hamba Tuhan yang selalu melayani Tuhan dan memberitakan Injil. Karena itu ia tidak ingin terlibat dalam urusan politik dan lainnya.
baca juga: Papua
"Saya tidak mau terlibat dengan hal politik atau apapun. Gereja GIDI sangat menolak Hamba Tuhan yang berpolitik. Saya menegaskan tidak ada Hamba Tuhan yang berpolitik praktis atau terjun pun tidak boleh jika ada saya berhentikan jabatan sebagai pendeta. Tidak boleh kompromi. Allah percayakan satu mandat ilahi yaitu sampaikan kabar baik," jelas Pdt Yusman.
Lebih lanjut Yusman Kogoya mengajak semua elemen masyarakat agar menyelesaikan segala permasalahan dengan aman dan damai.
"Kita adalah satu, walaupun berbeda-beda warna kulit, bahasa dan suku tetapi kita disatukan oleh darah Yesus dan oleh darah pejuang-pejuang kita," tutup pdt Yusman Kogoya . (N-1)
Pembangunan Jakarta bisa dilakukan kalau semua pihak bersama-sama memberikan dukungan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
KAWASAN Pelabuhan Labuan Bajo kian bersolek. Wilayah tersebut kini mulai mengubah rupanya menjadi salah satu destinasi wisata.
Camat dan lurah diminta untuk memetakan titik-titik prioritas yang dapat dijadikan lokasi pelaksanaan program padat karya.
Harus ada upaya mendorong riset dan inovasi AI yang relevan dengan kebutuhan bangsa, serta menjaga etika dan nilai dalam teknologi.
Program pembangunan itu harus 60% pada tingkat kabupaten/kota, 20% provinsi dan 20% pusat. Namun, sayangnya, menurut Bursah sampai saat ini pembangunan di daerah masih dikendalikan pusat.
Sebelumnya Apdesi juga menyampaikan beberapa permohonan diantaranya penambahan Alokasi Dana Desa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved