Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Wilayah Cirebon Masuki Puncak Musim Kemarau

Nurul Hidayah
22/8/2021 13:00
Wilayah Cirebon Masuki Puncak Musim Kemarau
Petani berjalan dipematang sawah tanaman padi yang dilanda kekeringan akibat kemarau di areal persawahan(ANTARA FOTO/Jojon )

WILAYAH Cirebon dan sekitarnya sudah memasuki puncak musim kemarau. Hujan yang beberapa kali turun karena adanya gangguan cuaca.

Forecaster pada BMKG Stasiun Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan wilayah Cirebon yang terdiri dari Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan saat ini tengah memasuki puncak musim kemarau. 

Baca juga: Jalan Waiara-Lakakotat Mulus, Warga: Terima Kasih Bupati Sikka

"Agustus ini puncak musim kemarau," ungkap Faiz, Minggu (22/8).

Ada pun hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir dikarenakan adanya gangguan cuaca yaitu adanya sirkulasi siklonik di perairan sebelah barat pulau Sumatera. Hal itu membentuk perlambatan kecepatan angin di lapisan atas atmosfer. Kondisi tersebut, lanjut Faiz, juga didukung dengan kelembapan udara yang cukup tinggi serta suhu laut yang hangat di perairan laut Jawa.

"Semua hal itu mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar Cirebon dan pulau Jawa," ungkap Faiz.

Faiz juga menambahkan sekalipun musim kemarau bukan berarti tidak turun hujan sama sekali. Hujan tetap dapat turun meski jarang terjadi. Intensitas hujan juga di bawah 150 mm perbulan.

Saat ditanyakan sampai kapan musim kemarau di wilayah Cirebon terjadi, menurut Faiz diprakirakan hingga September mendatang. Sedangkan suhu maksimum tertinggi dalam setahun menurut Faiz biasanya terjadi pada akhir September atau awal Oktober.  "Suhu maksimum diprakirakan bisa mencapai 38 celcius," ungkap Faiz.

Di musim kemarau ini Faiz meminta setiap daerah bisa mewaspadai sejumlah bencana yang terjadi. Seperti kekeringan maupun kekurangan air bersih. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik