Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kementerian Pertanian Jadikan 12 Desa di Boyolali Percontohan Korporasi Pertanian Keluarga

Widjajadi
30/7/2021 21:50
Kementerian Pertanian Jadikan 12 Desa di Boyolali Percontohan Korporasi Pertanian Keluarga
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpor saat berkunjung ke Boyolali, Jawa Tengah(MI/WIDJAJADI)

KEMENTERIAN Pertanian menjadikan 12 desa di kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sebagai model kawasan korporasi pertanian keluarga. Model ini mampu menghasilkan beragam jenis hasil pertanian di sekitar pekarangan rumah, yang pengelolaannya dimulai dari hulu hingga hilir.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Presiden Joko Widodo menginginkan ada konsep jelas pertanian yang dikembangkan di pekarangan rumah tangga. Pengembangannya bisa menjadi benteng ketahanan pangan, mulai hulu hingga hilir.

"Dimulai dari desa-desa yang ada di kecamatan Ngemplak ini, pertanian melalui pekarangan rumah tangga bisa diujicobakan, sehingga bisa memberikan ruang bagi rumah tangga untuk mendapatakan tambahan pendapatan," kata Menteri saat berkunjung ke Desa Giriroto, Ngemplak, Jumat (30/7).


Menteri Syahrul juga membawa bantuan bibit pertanian dan alat pertanian untuk dioperasikan dalam sistem pertanian terintegrasi farming di pekarangan rumah, di 12 desa yang ada di Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Presiden Jokowi, lanjut SYL, sangat berharap, dengan sistem korporasi pertanian, petani rumah tangga bisa mengelola beragam jenis pertanian dan juga ternak, dengan konsep dari hulu hingga hilir.

"Dari hulu hingga hilir, yang dimulai dari pemetikannya, kemudian memproses, mengolah, sampai pada tahap pemasaran. Ini perlu konsentrasi dan juga kelembagaan," ujarnya.

Terkait pemasaran, harus ada industri pengolahan di tingkat desa. Untuk mengahidrkan industri pengolahan di tingkat desa dibutuhkan pembiayaan perbankan, baik itu dari KUR dan juga subsidi. "Pemerintah  membantu asistensi, sehingga semua terarah program hilirisasinya," lanjut Syahrul.

Dia menegaskan, terkait konsep korporasi pertanian di pekarangan rumah, saat ini semua pihak sedang belajar melalui percontohan korporasi di desa-desa di Ngemplak. Keberhasilannya akan menjadi contoh bagi kecamatan lain.

Ia berharap, bahwa Pemkab Boyolali melalui Dinas Pertanian dan juga Kantor Ketahanan Pangan, yang mengetahui kondisi riil daerahnya, bisa membantu menata dan bahkan mengembangkan.

"Pertanian itu bukan dilihat dari luasannya saja. Tetapi melalui pekarangan rumah bisa dikembangkan. Ada yang berproduksi mulai 20 hari, tiga bulan hingga lima bulan atau tujuh bulan. Pemda melalui Dinas Pertanian dan juga Kantor Ketahanan Pangan yang paham kondisi daerah, bisa mendorong ke arah korporasi sebagaimana harapan pemerintah pusat," lanjutnya.

Model kawasan percontohan korporasi pertanian kekuarga di Ngemplak akan melibatkan 28.852 keluarga. Mereka mengelola 10 jenis tanaman, yakni padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kelapa, jeruk, pisang, alpukat dan juga itik.

Untuk program 2020-2021, Kementerian Pertanian telah menyumbangkan 9 bibit unggul dan juga itik sebanyak 11 ribu ekor. Selain itu, bantuan bibit pisang sebanyak 3.500 batang, alpukat 4.000 batang, kelapa 21.200 batang, jeruk 19 ribu batang, dan itik 11 ribu ekor. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya