Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sistem Pembelajaran Terintegrasi Diperlukan di Era Pandemi

Bayu Anggoro
16/7/2021 21:25
Sistem Pembelajaran Terintegrasi Diperlukan di Era Pandemi
Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di Jambi, pada masa PPKM mikro( ANTARA/Wahdi Septiawa)

SISTEM pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning
masih menjadi pilihan edukasi terbaik bagi anak-anak pada masa kini.
Sistem ini bukan berarti para siswa hanya belajar secara dalam jaringan
(daring) saja.

Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti mengatakan, sistem
blended learning telah dianut SMM sejak sebelum pandemi menghantam Indonesia. Mereka menggabungkan pembelajaran daring dan tatap
muka langsung.

"Di masa pandemi ini banyak yang menawarkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi sebagai media ajar, tetapi tidak banyak
yang mengintegrasikan antara teknologi dengan pedagogi atau metode ajar
yang baik," kata Laksmi, Jumat (16/7).

Dia menambahkan setiap pengajar di SMM didorong untuk selalu
mengembangkan kreativitas agar anak-anak atau peserta didik dapat
berinteraksi secara terbuka baik kepada guru maupun teman-temannya.
Interaksi yang terbuka tersebut akan menjadi benefit juga bagi orangtua peserta didik ataupun mereka yang akan mendaftarkan
anaknya di SMM pada tahun ajaran 2021.

"Orangtua bisa mengetahui perkembangan anaknya dengan terlibat
secara langsung tanpa harus merasa terbebani, karena seolah-olah sistem
pembelajaran daring cenderung hanya memberatkan orangtua dan
anak-anak," ujar Laksmi.

Di sisi lain, SMM juga menawarkan sistem pembelajaran blended learning yang menguntungkan peserta didik serta orangtua, baik dari segi kualitas dengan kurikulum pendidikan terbaik, akses pembelajaran yang fleksibel berkat pemanfaatan teknologi informasi, dan biaya yang terjangkau untuk seluruh anak Indonesia.

Hingga saat ini, kata Laksmi, murid-murid SMM tersebar mulai dari Aceh
hingga Papua. Bahkan agar akses untuk masyarakat semakin luas, pada
tahun ajar 2021 SMM akan menginisiasi pembukaan lokasi pembelajaran luar jaringan (offline) di delapan kota yaitu Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Depok, Bogor, Bekasi, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

"Kami membuka periode pendaftaran sampai 21 Juli untuk semua tingkatan
mulai dari PAUD hingga SMA kelas 12. Namun masyarakat tetap bisa
mengikuti pendaftaran dan ikut kelas setelah tanggal 21 Juli," kata
Laksmi.

Mella, salah satu orang tua siswa SMM, mengakui metode blended learning
dan fleksibilitas yang diterapkan sekolah cukup membantu anaknya dalam
mengembangkan passion skill-nya yang lain yaitu coding. Di samping itu,
fleksibilitas dari SMM juga membuat anaknya mampu memiliki life skill
untuk bertanggung jawab atas jam belajar yang ia pilih.

"Terbukti, karena ia memilih jam belajar yang ia inginkan, ia tidak ada
keterpaksaan untuk sekolah. Sejak di SMM sudah sedikit sekali intervensi saya sebagai orangtua untuk menyuruh Raihan sekolah
karena ia menjadi mandiri," kata Mella.

Mella melanjutkan, meskipun mata pelajaran yang diajarkan di SMM lebih
sedikit dibandingkan dengan sekolah lainnya tapi ternyata tidak
malah menurunkan kualitas yang diberikan.

Menurutnya, anak-anak bukanlah robot yang harus menyerap semua pelajaran yang belum tentu dapat diserap mereka dan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

"Bagi saya, sekolah harus menyesuaikan kebutuhan anak, knowledge anak.
Tapi harus sesuai usia, kompetensi, dan manfaatnya. Kalau di SMM seperti ada social project," ujar Mella. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya