KASUS gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak (stunting) di Provinsi Kalimantan Selatan masih tinggi dan menjadi salah satu prioritas penanganan pemerintah daerah. Kabupaten Tapin diharapkan dapat menjadi contoh penanganan stunting nasional.
Hal ini dikemukakan Penjabat Ketua PKK Provinsi Kalimantan Selatan, Safriati Safrizal ZA. Menurutnya kasus stunting masih tinggi di
Kalsel dan kini menjadi prioritas pemerintah daerah untuk di tuntaskan.
Pada Rembuk Stunting Konvergensi Percepatan dan Pencegahan Stunting di Kabupaten Tapin, beberapa waktu lalu Safriati berharap kabupaten ini dapat menjadi percontohan penanganan stunting nasional.
Baca Juga: Program Pengentasan Stunting Masih Menunggu Perpres
Kabupaten Tapin dinilai memiliki komitmen yang kuat untuk menurunkan angka stunting. Komitmen itu ditandai dengan peluncuran kartu Si
Dama Suka Ceting (Sistem Informasi Dasa Wisma Supaya Kita Cegah Stunting). "Percepatan penurunan stunting harus terus dilakukan, dengan mencegah melalui makanan bergizi, kampanye cegah stunting serta pencegahan pernikahan usia anak," ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Safriati, TP-PKK Pusat sedang menggagas dan mendorong Keluarga PKK Tanggap dan Tangguh Bencana. Program ini berupa Desa/Kelurahan binaan PKK untuk mewujudkan keluarga dan lingkungan yang sehat melalui program kesehatan, kelestarian lingkungan hidup dan perencanaan sehat. Salah satunya adalah penurunan angka stunting.
Bupati Tapin Arifin Arpan, Kamis (10/6) mengatakan, daerahnya terus berupa menekan angka stunting ini. Angka stunting di Kabupaten Tapin
sebesar 14,39%. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak anak akibat kekurangan asupan yang sesuai dengan kebutuhan gizi dalam waktu lama.
Stunting menyebabkan anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Berdasarkan data World Bank pada 2017, Indonesia adalah negara ke-4 di dunia dengan jumlah balita
stunting tertinggi. Hasil riset studi status gizi balita Indonesia (SSGBI) 2019 mencatat jumlah balita stunting di Indonesia mencapai 27,67%.
Sedangkan di Kalimantan Selatan angka stunting cukup tinggi, mencapai 33,2 persen berdasarkan data riset dasar kesehatan tahun 2018. (DY/OL-10)