Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Warga Yogya Aksi Bagi-Bagi Pecel Lele Gratis di Malioboro

Ardi Teristi
03/6/2021 22:34
Warga Yogya Aksi Bagi-Bagi Pecel Lele Gratis di Malioboro
Bagi- Bagi 100 Pecel Lele.(MI/Ardi)

VIDEO viral salah seorang wisatawan yang mengeluhkan harga pecel lele yang mahal di kawasan Malioboro ditanggapi dengan aksi bagi-bagi 100 pecel lele kepada wisatawan oleh Diaz Kaslina.

Warga Yogyakarta dan pelaku pariwisata di Yogyakarta, Diaz Kaslina pun mengaku gerah dengan sikap Pemerintah Kota Yogyakarta yang menyikapi peristiwa tersebut dengan penutupan warung lesehan.

''Yang saya lakukan ini seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Jadi, tidak bisa hanya dijawab dengan razia, tetapi dengan promosi dan memperbaiki kualitas pariwisata kita,'' terang dia, Kamis (3/6).

Diaz menyatakan, Yogyakartatetap menjadi tempat yang ramah bagi pariwisata. Namun, ramah tidak identik dengan murah. "Pecel lele di Malioboro tidak hanya dihargai pecel lelenya saja, tetapi juga suasana yang bisa didapat wisatawan saat menyantap pecel lele di Malioboro," kata dia. 

Menurut dia, yang terpenting pedagang sudah memajang harga tersebut dan ada kesepakatan antara pembeli dan penjual.

Pemerintah dengan anggaran yang sudah ada seharusnya bisa memperbaiki lapak para PKL, dibuat bersih, rapi, nyaman untuk meningkatkan rantai nilai pariwisata di Malioboro. ''Dengan wisatawan tidak terpatok pada harga murah, tetapi juga menyadari bahwa harga yang mereka bayarkan setimpal dengan kualitas pelayanan dan suasana unik di jantung kota ini,'' tambah Diaz.

Ia pun menyayangkan adanya praktik kecurangan dan premanisme yang marak terjadi belakangan ini. Dirinya berharap, pemerintah daerah bisa melakukan pengawasan dengan lebih baik.

Diaz menyebut, pandemi yang sudah terjadi selama lebih dari dua tahun telah memukul perekonomian Indonesia, terutama bidang pariwisata. Yogyakarta termasuk salah satu kota yang terkena imbas paling dalam akibat berbagai kebijakan pemerintah dalam tataran mengurangi persebaran kasus Covid-19.

Akibatnya, pengunjung tempat wisata berkurang drastis. Ditambah lagi, beberapa waktu lalu muncul isu para pelaku wisata di Yogyakarta yang menyalahi aturan tarif. Wisatawan mengeluhkan harga pecel lele yang dianggap tinggi, sewa jeep yang dipaksakan, dan tarif parkir yang naik sepuluh kali lipat dari wajarnya.

Baca Juga: Wisatawan Malioboro Keluhkan Harga Pecel Lele Tak Masuk Akal

Aksi membagi-bagikan 100 pecel lele kepada wisatawan dimaksudkan sebagai aksi promosi sukarelanya dalam rangka kepeduliannya terhadap image Kota Yogyakarta. Ia mengaku, pelaku wisata di sekitar tempat wisata pun belum didukung total oleh pemerintah sehingga sukar untuk menjual produknya dengan harga yang pantas.

Sementara itu, salah satu wisatawan asal Brebes, Rosi mengaku juga telah membaca terkait harga pecel lele yang dikelukan wisatawan seharga Rp37 ribu tersebut.

"Menurut saya, mahal atau tidak itu tergantung yang beli. Kalau orang sudah tahu kondisinya harga yang ada di sini, mungkin tidak mengatakan itu mahal. Mahal mungkin buat yang tidak terbiasa makan pecel lele seharga itu," tutup dia. (AT/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya