Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERINTAH Provinsi Bali, melalui Dinas Kesehatan Provinsi Bali, menjelaskan, hingga saat ini, tidak ada satu pun warga Bali yang meninggal setelah menerima vaksin covid-19 Astrazeneca.
Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya menegaskan berita yang bereda luas di masyarakat, baik melalui media sosial maupun media mainstream itu, tidak benar. Dalam berita tersebut ternyata dijelaskan oleh warga yang tidak memiliki kapasitas di bidang medis.
"Informasi tersebut tidak benar jika habis divaksin meninggal dunia," ujarnya di Denpasar, Selasa (25/5).
Baca juga: Tercatat Pasien Sembuh Covid-19 di DIY Capai 200 Kasus
Menurut Suarjaya, berita dan informasi tersebut sangat disesalkan karena masyarakat akan mudah percaya dan akan memiliki ketakutan terkait dengan vaksinasi. Padahal, fakta sesungguhnya tidak ada.
Hal ini harus menjadi perhatian bersama sebab, saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan vaksinasi dan masyarakat sangat antusias menerima vaksinasi tersebut.
"Masa setiap orang yang meninggal dunia selalu dihubungkan dengan vaksin, sementara tidak ada penjelasan soal riwayat medis dan sebagainya," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sorang pria di Bali bernama Muhamad Abdul Malanua, 43, ditemukan meninggal dunia, Senin (24/5). Pria yang diketahui bekerja sebagai panjahit itu meninggal di kamar indekosnya di Jl Sebatik, Dusun Batu Bintang, Dauh Puri Kelod, Kota Denpasar, Bali.
Kepala Dusun Batu Bintang Dauh Puri Kelod I Nyoman Mardika mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab Malanua meninggal. Namun, dua hari sebelum meninggal, Malanua sempat mengikuti vaksinasi di banjar (kantor desa adat setempat), Sabtu (22/5) lalu. Vaksin yang disuntikkan kepada Malanua adalah AstraZeneca.
Mardika menyampaikan, bedasarkan keterangan warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, Malanua memiliki riwayat penyakit vertigo dan darah tinggi (hipertensi).
Sebelum divaksin pun, Malanua sempat ke klinik untuk berobat.
Warga, kata Mardika, sempat menyarankan agar Malanua menunda vaksinasi lantaran kondisinya baru saja sakit. Namun, Malanua menolak. (OL-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved