Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pengungsi Banjir di Desa Nelelamadike Kesulitan Fasilitas MCK

Gabriel Langga
10/4/2021 07:38
Pengungsi Banjir di Desa Nelelamadike Kesulitan Fasilitas MCK
Para pengungsi banjir bandang di Desa Nelelamadike, Kecamatan Iki Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.(MI/Gabriel Langga)

PARA pengungsi bencana banjir bandang yang menghantam Desa Nelelamadike, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kesulitan buang air karena tidak ada fasilitas MCK yang memadai di posko-posko pengusian.

Kepala Desa Nelelamadike Pius Pedang Malai, saat ditemui mediaindonesia.com, Jumat (9/4), mengatakan, sejak bencana banjir bandang melanda warganya, beberapa waktu lalu, ada 645 orang yang berada di lokasi pengusian yang tersebar di beberapa posko.

Beberapa posko yang banyak ditempati para pengungsi yakni posko SDN Nelelamadike ada 39 orang, posko balai Desa Nelelamadike ada 354 orang, dan posko rumah-rumah warga ada 182 orang. Sisanya mengungsi di desa-desa tetangga.

Baca juga: Pemuda dan Mahasiswa Ngada Galang Dana untuk Korban Bencana NTT

"Saat ini, kesulitan mandi cuci kakus (MCK) dihadapi para pengungsi yang menempati posko-posko pengungsian. Soal MCK ini sangat minim sekali. Di posko sekolah itu hanya ada dua MCK. Sementara di balai desa hanya satu saja. Jadi kita sekarang kesulitan MCK," tandas Pius

Ia mengatakan warga terdampak ini bisa saja MCK di rumah mereka masing-masing. Namun, rumah mereka sudah hancur rata tanah dihantam banjir bandang, Minggu (4/4).

"Rata-rata para pengungsi rumahnya hancur, sehingga MCK yang ada tidak bisa digunakan lagi karena semua sudah rata dengan tanah," ujar dia

Menurut dia, akibat tidak ada MCK, warga setempat akhirnya buang air di hutan-hutan kalau MCK di posko ada yang menggunakan.

Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa membantunya alat portabel untuk MCK bagi para pengungsian yang menempati posko tersebut.

"Harapan kami, pemerintah bisa membantu menyediakan fasilitas MCK di posko-posko pengungsian," jelas dia

Dia juga akibat banjir bandang itu sebanyak 55 orang meninggal dunia dan seorang lagi belum ditemukan.

Untuk warga yang luka-luka ada 34 orang yang terbagi luka berat ada 3 orang. Luka ringan ada 27 orang, dislokasi 1 orang, dan patang tulang ada 3 orang.

"Ada 50 rumah warga yang rusak berat berat dan ringan serta tertimbun longsor dari sebelum bencana itu ada 318 rumah," tutup dia. (OL-1).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya