Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Trauma Bandang Kian Berkepanjangan

Denny Susanto
03/4/2021 11:45
Trauma Bandang Kian Berkepanjangan
Sungai Labuhan Amas di Hantakan Hulu Sungai Tengah kembali meluap jembatan darurat penghubung antar desa putus.(MI/Denny Susanto)

HARI mulai larut malam, namun sebagian besar warga sejumlah desa di Kecamatan Hantakan memilih berjaga-jaga di depan rumah mereka. Hujan deras yang tak kunjung reda sejak pagi hari dan merebaknya informasi tentang permukaan sungai yang semakin meninggi membuat warga desa waspada.

Terlebih beberapa jembatan darurat penghubung antardesa untuk kesekian kalinya kembali terputus diterjang deras arus sungai Labuan Amas. Jembatan darurat terbuat dari bambu penghubung Desa Alat dan Desa Alat Seberang terputus. Demikian juga jembatan penghubung Desa Waki dan Desa Hantakan hancur diterjang arus sungai.

Sebagian pemuda desa terus memantau kondisi peningkatan permukaan sungai yang diperkirakan mencapai lebih satu meter ini.

"Jembatan penghubung desa Alat ini sudah delapan kali dibangun warga dan kini kembali terputus," ujar warga Desa Alat, Kasman.

Bagi warga desa yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai, kondisi cuaca buruk ini membuat mereka khawatir akan terjadi bencana banjir susulan. Banjir bandang yang menimbulkan dampak kerusakan sangat parah ini membuat trauma warga berkepanjangan. Setiap hujan deras warga tidak bisa tidur nyenyak karena takut banjir akan kembali terjadi.

"Warga begitu terpukul dan trauma dengan bencana banjir bandang kemarin. Di Desa Waki ada lebih seribu warga terdampak bencana banjir dan puluhan keluarga kehilangan rumah mereka," ungkap Sekretaris Desa Waki Toto Martoni.

Baca juga: Banjir Bandang, Korban Jiwa Berjatuhan

Desa Waki merupakan salah satu desa terparah dihantam banjir bandang. Data BPBD Hulu Sungai Tengah mencatat banjir dan longsor pada Januari di wilayah tersebut melanda 96 desa di 10 kecamatan, dengan 10 orang tewas dan 22 ribu warga terdampak bencana. Di Kecamatan Hantakan banjir melanda 8 desa di kawasan Pegunungan Meratus.

Sementara hujan yang terus mengguyur sebagian besar wilayah Kalsel membuat sungai-sungai meluap dan kembali merendam sejumlah wilayah. Beberapa daerah seperti Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sebagian Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Banjar kembali terendam banjir meski tidak separah banjir besar awal tahun kemarin.

"Curah hujan tinggi membuat beberapa wilayah dataran rendah kembali terendam banjir," tutur Kepala BPBD Hulu Sungai Tengah Budi Haryanto.

Trauma bencana juga dirasakan masyarakat yang bermukim sepanjang DAS Barito di Kalsel. Hingga kini banyak warga yang belum bisa kembali ke permukiman mereka karena rumah dan lahan pertanian sumber mata pencaharian mereka masih terendam banjir.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya