Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Di Tengah Pandemi, Warga Bangun UMKM Sabun Cuci Piring

Rudi Kurniawansyah
30/3/2021 08:00
Di Tengah Pandemi, Warga Bangun UMKM Sabun Cuci Piring
Taufiq memamerkan produk UMKM sabun cuci piring yang dikerjakan bersama 40 warga di komplek perumahannya.(MI/Rudi Kurniawansyah )

BERBAGAI terobosan membangun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus dilakukan masyarakat untuk bertahan selama masa pandemi Covid-19. Salah satunya usaha sabun cuci piring yang digagas Taufiq, 50, bersama sahabat UMKM yang terdiri dari 40 warga di Jalan Srikandi Komplek Wadya Graha 1 Kelurahan Delima, Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru, Riau.

Usaha yang awalnya bermodalkan dana patungan sebesar Rp500 ribu, dalam waktu tiga minggu berhasil berkembang dengan penjualan hingga 500 kemasan sabun cuci piring isi 450 ml dan omset Rp4 juta.

"Pemesanan sudah sampai tiga kabupaten yaitu Kampar, Siak, dan Indragiri Hilir. Tidak banyak, tetapi sangat bagus antusiasnya untuk usaha yang baru saja dirintis," kata Taufiq kepada mediaindonesia.com usai meracik sabun cuci piring kemasannya di perumahan Wadya Graha, Pekanbaru, Selasa (30/3).

Secara fisik, sabun cair pencuci piring delima buatan sahabat UMKM Taufiq tidak berbeda dengan sabun komersil buatan pabrik. Namun terdapat keunggulan lantaran dikerjakan langsung dengan tangan dan secara manual sehingga sabun buatan Taufiq jauh lebih kental dan warna hijaunya yang pekat. Kekentalan yang terjaga itu menghasilkan kualitas busa yang banyak
sehingga dapat membersihkan kotoran dan lemak yang melengket.

"Ada rahasianya yaitu PH air wajib di atas 6. Karena itu, kami memakai air mineral galon untuk proses membuatnya. Sedangkan bahan baku utamanya adalah bahan nabati seperti garam yodium, texapon nabati sawit, dan pewarna," jelas Taufiq.

Lantaran tidak memakai bahan kimia pengawet, produk sabun delima sahabat UMKM bisa diterima pasar. Bersama tiga warga lainnya yaitu Dahono Seto selaku sekretaris dan design produk, Eno selaku penjualan, dan Rina merupakan bendahara, Taufiq selaku ketua akhirnya mengatur strategi pemasaran. Produk sabun cair delima dipasarkan dengan kemasan kotak plastik yang ditempeli stiker hijau sehingga tampak sangat menarik.

"Kami tetapkan harga Rp8 ribu per kemasan 450 ml. Karena mahal dibiaya kemasan yang sebesar Rp2.500. Biaya kemasan ini yang sedang kami pikirkan untuk dapat ditekan lagi," jelas Eno yang dipercaya untuk tenaga penjualan.

Eno menuturkan, pada produksi awal sebanyak 40 kemasan, sahabat UMKM menjual kepada warga sekitar Wadya Graha. Lantaran memang didukung warga sedari awal, produk sabun cair delima seketika laris manis. Selanjutnya warga setempat yang sebanyak 76 rumah juga diminta untuk dapat memasarkan produk tersebut.

"Alhasil penjualan sampai ke Kabupaten Siak, kemudian dipesan tempat wisata Pulau Cinta di Kabupaten Kampar, dan sampai ke Pulau Kijang di Kabupaten Indragiri Hilir," ujarnya.

Ia menambahkan, warga yang antusias memasarkan produk sabun cuci piring delima seharga Rp10 ribu atau terdapat selisih Rp2 ribu dari harga yang ditetapkan. Selisih itu dianggap keuntungan yang boleh dikantongi untuk jasa penjualan. Pasalnya, sebagai usaha baru, sahabat UMKM belum bisa untuk menggaji karyawan tetap layaknya perusahaan besar.

"Karena tujuannya awalnya untuk membantu ekonomi warga. Jadi untuk upah selain jasa menjual, warga yang ikut bekerja meracik sabun juga boleh membawa pulang satu kemasan. Namun dalam pembukuan, kami tetap menghitung dan mengganti membayar setiap kemasan yang dibawa pulang itu," jelas Eno.

Selain dukungan warga setempat, pihak Kelurahan Delima juga memberikan perhatian. Lurah Delima Riski Rambe bahkan memasukkan produk sabun cuci piring sahabat UMKM sebagai program kelurahan. Apalagi produk tersebut memakai nama Delima yang merupakan nama kelurahan setempat.

"Selain itu, perhatian juga datang dari LPM Kota Pekanbaru yang mengajari kami membuat produk yang bagus. Kemudian dari Kadin Kota Pekanbaru yang mendukung untuk pemasaran. Ini semua respons yang sangat baik," ujarnya.

baca juga: Sisunandar, Profesor Kelapa Kopyor Indonesia 

Kedepan, rencananya sahabat UMKM juga akan meluncurkan produk sabun cuci tangan. Hal itu melihat potensi kebutuhan sabun cuci tangan pada masa pandemi. Selanjutnya, warga setempat juga akan membuat produk makanan ringan dan oleh-oleh khas Pekanbaru seperti ubi krispi, kentang, olahan coklat dan lainnya. 

"Sudah siap 26 rumah dari jumlah 76 rumah di Wadya Graha Blok 1 yang akan membantu produksi. Karena prinsipnya Sahabat UMKM yang berasal dari warga dengan memberdayakan warga, dan hasilnya untuk warga setempat. Jadi kita bersama-sama berusaha dan semoga berhasil," pungkas Taufiq.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya