Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Usia ke-57, IMM Tegaskan Bukan Organisasi Kemarin Sore

Ardi Teristi Hardi
23/3/2021 09:23
 Usia ke-57, IMM Tegaskan Bukan Organisasi Kemarin Sore
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) AR Fakhruddin Yogyakarta saat berunjuk rasa menyampaikan sikap politik.(MI/Dok IMM AR Fakhruddin Yogyakarta )

KETUA Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah, Immawan Najih Prastiyo mengatakan di usia ke-57 tahun menunjukkan IMM bukan lagi organisasi kemarin sore. Ia pun menjanjikan IMM akan menggalakkkan kembali cinta literasi dan mewadahi seluruh kader IMM yang memiliki karya tulis dan kemudian membukukannya.

"Kita akan menggalakkan kembali cinta literasi," kata Immwan dalam diskusi daring dengan tema Refleksi 57 Tahun IMM di Tengah Krisis Peradaban yang  diadakan oleh Pimpinan Cabang IMM AR Fakhruddin, Kota Yogyakarta, Senin (22/3) malam. 

Pada milad ke-57 tahun ini, IMM telah memilih tema, membumikan gagasan, membangun peradaban. Dalam kesempatan itu, Immawan juga menyoroti cenderungan kader-kader IMM yang mendistorsi makna akademisi dan intelektual. Selain itu, humanitas juga mengalami penyempitan makna, dengan tolak ukur hanya demonstrasi dan bakti sosial atau melakukan galang dana di simpang lampu merah.

Penyempitan makna juga terjadi dalam konteks religiusitas. Misalnya, religiusitas hanya dimaknai pada tataran berjilbab panjang dan tidak merokok. Pada akhirnya, itu malah bisa membuat kader IMM tidak mengonsep dakwah yang inklusif. Ia pun mengajak para kader IMM harus kembali pada kalimat pentasbihan Fastabiqul Khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan. 

"Itu tidak hanya sekedar diucapkan semata, tetapi kita harus mengetahui dasar nilai dari kalimat tersebut," kata dia.

Sedangkan eks Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM AR Fakhruddin periode 2018-2019, M Akmal Ahsan Tahir dalam acara yang sama menyampaikan, refleksi 57 tahun itu berbeda dengan khayalan atau angan angan yang sebenarnya kosong dan tidak memliki dasar yang tersistem.

"Refleksi itu harus diikuti kemampuan kita memahami IMM ini dengan syarat historis dan mendudukkan hati untuk bermunasabah," papar Akmal yang juga menulis buku Meretas Batas Pemikiran ini.

Ia pun menyebut, dua hal yang harus kita lakukan IMM di usianya yang ke-57. Pertama, IMM melakukan refleksi atas kondisi peradaban saat ini. Kedua, IMM melakukan refleksi atas dinamika pergerakan IMM selama 57 tahun. Dalam melakukan refleksi, kader-kader IMM harus mempertahankan orisinilitas IMM, memiliki kreatifitas gerakan yang ramah akan zaman, dan berusaha menafsirkan nilai nilai IMM atau yang sering disebut pemateri sebagai pengilmuan IMM.

"Gerakan-gerakan yang dilakukan kader kader IMM harus bertumpu pada kejernihan hatin, kecermatan berpikir, dan kesungguhan membangun kaderisasi," kata dia.

baca juga: Muhammadiyah, NU, MUI Kritik Hilangnya Frasa Agama 

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Gita Danu Pranata mengingatkan IMM dan Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) merupakan gawang dakwah Muhammadiyah pada ranah pelajar dan mahasiswa. Keduanya memiliki nalar kritis dan idealisme yang tinggi serta dapat dengan mudah mengikuti perubahan zaman.

"Sebagai kader yang kritis Q.S Al Alaq 1-5 harus menjadi fondasi untuk gerakan keummatan dan Persyarikatan," pesan dia.

Gelaran diskusi ini juga menjadi acaras silaturahmi sekaligus sarana kader kader IMM AR Fakhruddin untuk memperbaiki dan merefleksikan gerakan pada masa pandemi ini. Usain diskusi, kader-kader IMM AR Fakhruddin diharapkan mampu membentuk gagasan gagasan yang fresh dalam rangka membangun peradaban. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya