Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Tahun ini, Jawa Barat Bangun 7 Bank Sampah Induk

Bayu Anggoro
10/3/2021 20:10
Tahun ini, Jawa Barat Bangun 7 Bank Sampah Induk
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat mendatangi warga di Kabupaten Ciamis( ANTARA/Adeng Bustomi)

JAWA Barat menjawab tantangan terkait pengelolaan sampah. Tahun ini. tujuh bank sampah induk akan dibangun.

Mereka akan menjadi koordinator bagi sekitar 1.616 unit bank sampah yang tersebar di 27 kabupaten dan kota. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sampah bernilai ekonomi pada masyarakat.

Pendirian bank sampah merupakan jawaban atas tantangan yang diungkapkan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum, pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2021 tingkat Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Rabu (10/3).

Wakil Gubernur meminta pemerintah daerah lebih serius dalam mengatasi persoalan sampah. Hal ini sangat penting agar sisa-sisa aktivitas manusia yang jumlahnya terus bertambah ini tidak menimbulkan bencana di kemudian hari.

Semua pihak terutama pemerintah harus memiliki komitmen yang baik dalam pengolahan sampah agar tidak menimbulkan persoalan seperti bencana alam dan kesehatan. "Harus menguatkan komitmen, membuat paradigma. Sampah jangan jadi masalah, harus dijadikan anugerah," lanjutnya.

Salah satu bukti nyata komitmen tersebut adalah dengan penganggaran yang baik. Menurut dia, alokasi biaya untuk sampah mutlak diperlukan mengingat saat ini jumlah penduduk yang terus bertambah.

"Harus ada anggaran untuk pengelolaan sampah," tegas mantan Bupati Tasikmalaya itu.

Nantinya, tambah Uu, anggaran tersebut akan digunakan untuk berbagai penanganan mulai dari pengadaan peralatan hingga sumber daya manusia.

Uu khawatir jika pemerintah daerah tidak serius dalam mengalokasikan
anggaran untuk sampah. "Terkadang pemerintah lebih peduli membangun hal
lain, daripada membeli mobil sampah, bak sampah. Jadi kami harap ada
kepedulian tentang pengadaan sarana prasarana."

Selain itu, menurut Wagug, keberpihakan anggaran diperlukan untuk
mengedukasi masyarakat. Pasalnya, saat ini masih banyak masyarakat yang
tidak paham tentang pengelolaan smapah.

"Ada edukasi, pemahaman ke masyarakat, terhadap komunitas-komunitas,
pesantren. Terkadang di pesantren dengan banyaknya santri, kebersihan
terabaikan, tak bisa diantisipasi dengan baik," katanya.

Uu juga meminta masyarakat yang sudah memiliki kesadaran yang baik
tentang pengelolaan sampah agar turut serta dalam edukasi ke warga
lainnya. "Jangan hanya kita yang peduli, sampaikan juga ke yang lain.
Agar paradigma yang ada di kita, ada juga di orang lain."

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtias  mengatakan, sebanyak 23 ribu ton sampah dihasilkan setiap hari di Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, 40% di antaranya belum tertangani dengan baik.

Menurutnya, setiap orang berkontribusi menghasilkan sampah 0,5 kilogram
per hari. "Sedikitnya 23 ribu ton sampah per hari yang dihasilkan Jabar. Apabila 40% dari data yang ada di kami tidak tertangani. Seperti
disampaikan Pak Wagub, bisa menyebabkan banjir, menimbulkan penyakit."


Guna menangani persoalan tersebut, pihaknya menggalakkan program bank
sampah. Tujuannya untuk mewujudkan rencana pengurangan sampai di
masyarakat sebesar 30%.

Pihaknya akan memaksimalkan fungsi bank sampah dalam pengelolaan sampah
mulai dari tingkat rumah tangga. Selain mendorong proses daur ulang yang memiliki manfaat ekonomi, bank sampah dapat mengedukasi masyarakat
tentang pemilahan sampah.

"Di salah satu desa di Kabupaten Cirebon sampai kekurangan sampah karena dikelola dengan baik. Semoga ini bisa ditiru masyarakat lain di seluruh Jabar," katanya.

Prima mengatakan, pada tahun ini pihaknya akan mengembangkan tujuh bank
sampah induk yang membawahi sekitar 1.616 unit bank sampah yang tersebar di Jawa Barat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sampah bernilai ekonomi pada masyarakat.

"Bagaimana sebenarnya mata rantai atau pola dari penanganan sampah rumah tangga. Diambil bank sampah unit, masuk ke bank sampah induk, masuk ke industri plastik dan menghasilkan uang lagi untuk masyarakat," katanya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya