Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Potensi Erupsi Merapi ke Arah Barat Daya dan Tenggara

Ardi Teristi
06/3/2021 01:10
Potensi Erupsi Merapi ke Arah Barat Daya dan Tenggara
Gunung Merapi(ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

KEPALA Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyampaikan, data pemantauan seismik, deformasi, dan gas menurun. Tidak ada tekanan magma berlebih yang mencerminkan tambahan suplai magma.

"Arah erupsi ke Barat Daya dan Tenggara. Daerah potensi terancam bahaya saat ini ke arah Barat Daya dan Tenggara," jelas Humaida dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/3).

BPPTKG juga mencatat, intensitas Erupsi terhitung masih rendah. Sejak  erupsi pada 4 Januari 2021, aktivitas erupsi berupa guguran lava dan awan panas sejauh maksimal 3500 meter dengan rata-rata kurang 1000 meter.

"Sejak 7 Januari sampai dengan saat ini telah terjadi 111 kali awan panas. Jarak awan panas maksimal 3,5 km. Masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km," papar dia.

Volume kubah lava Barat Daya sebesar 711.000 m3, dengan kecepatan  pertumbuhan rata-rata per tanggal 5 Maret 2021 sebesar 8.300 m3/hari.

Menurut Humaida, aktivitas Gunung Merapi kedepannya memungkinkann mengeluarkan guguran dan awanpanas ke arah Kali Gendol. Potensi bahaya saat ini akibat aktivitas Gunung Merapi berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara, yaitu sungai Gendol sejauh 3 km. Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari  puncak.

"Hujan abu juga sudah sering terjadi di sekitar Gunung Merapi. Masyarakat dan pemerintah daerah agar mengantisipasi bahaya lahar di sungai-sungai  yang berhulu di Gunung Merapi," pesan Hanik

Ia juga menyampaikan, daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini dalam keadaan kondusif untuk beraktivitas sehari-hari. Ia pun berharap, kondisi  ini dapat berlangsung seterusnya.

"Namun jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut dan mengharuskan untuk menjauh kembali, maka setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep living harmony dengan Merapi," tutup dia. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya