Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Daerahnya Langganan Banjir, Warga Pekalongan Didorong Transmigrasi

Akhmad Safuan
22/2/2021 09:39
Daerahnya Langganan Banjir, Warga Pekalongan Didorong Transmigrasi
Banjir Pekalongan Masih Tinggi Seluruh Kekuatan Turun Membantu Warga.(MI/Akhmad Safuan)

BANJIR melanda Kabupaten dan Kota Pekalongan belum terlihat tanda-tanda akan surut, ribuan warga masih bertahan di pengungsian, muncul wacana transmigrasi dan relokasi terhadap warga di daerah langganan banjir.

Pantauan Media Indonesia, Senin (22/2), hujan kembali mengguyur berbagai daerah di pantura Jawa Tengah, banjir di Kabupaten dan Kota Pekalongan semakin mengkhawatirkan karena air merendam sedikitnya 7 kecamatan yang tidak kunjung surut bahkan dikhawatirkan semakin meninggi dan meluas.

Baca juga: Pascabanjir, Warga Tegal Bersihkan Irigasi dan Tabur Ikan

Ribuan warga masih bertahan di pengungsian karena rumah mereka masih terendam dengan ketinggian air 50-80 centimeter, meskipun bantuan terus mengalir namun harapan untuk kembali ke rumah semakin berat apalagi banjir merendam di daerah pesisir tersebut capai 1,5 meter.

Warga hidup mengandal pertanian juga hanta bisa pasrah, karena sebanyak 267 hektare sawah yaitu 57 hektare di Kecamatan Pekalongan Barat, 50 hektare di Kecamatan Utara, 73 hektare di Pekalongan Timur dan 88 hektare di Kecamatan Pekalongan Selatan terpaksa menunda musim tanam karena sawah terendam banjir.

"Banjir masih merendam ratusan hektare sawah, petani terpaksa menunda musim tanam yang seharusnya sudah mulai bulan ini," kata Kepala Seksi Produksi Pertanian Dinperpa Kota Pekalongan Muhammad Sobirin.

Karena banjir tidak kunjung surut dan menjadi langganan muncul wacana relokasi dan transmigrasi untuk warga korban banjir, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman didampingi Ketua Komisi E Abdul Hamid mengatakan program transmigrasi itu layak dijalankan, mengingat lokasi di sebagian besar daerah di Kota Pekalongan sudah tidak layak dihuni akibat banjir.

Transmigrasi merupakan salah satu mitigasi bencana banjir yang efektif, lanjut Sukirman, karena selain memberikan tempat yang baru, masyarakat juga mendapatkan lahan untuk bekerja. 

"Di Pabean ataupun Pasirsari sudah lebih dari 20 hari ini terendam banjir, akibatnya banyak aktifitas dan perekonomian warga tersendat," ujarnya usai memantau lokasi dan memberikan bantuan kepada korban banjir Kota Pekalongan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, secara terpisah kepada Media Indonesia, Senin (22/2), menyambut baik wacana transmigrasi untuk warga korban banjir terutama pada wilayah langganan banjir dan kondisinya kerusakan cukup berat, hal ini sebagai upaya menyelamatkan warga dan dapat memberikan harapan baru.

"Bagus juga wacana transmigrasi tersebut bagi warga di daerah langganan banjir, di sini yang penting harus ada pemahaman bersama," kata Ganjar Pranowo.

Sebelumnya, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatak pemerintahnya telah menyiapjan sekitar satu hektare lahan untuk relokasi warga di Dusun Simonet, Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan karena dusun tersebut sudah tidak layak untuk dtempati akibat banjir air laut pasang (Rob).

"Dalam waktu dekat ini akan dibangun 70 rumah di lahan relokasi untuk warga dusun tersebut, karena selain langganan rob juga cukup berbahaya akibat abrasi," ungkap Asip Kholbihi. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya