Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

1.066 Pengungsi Asal Desa Jontona Dipulangkan Pemda Lembata

Alexander P. Taum
09/2/2021 21:37
1.066 Pengungsi Asal Desa Jontona Dipulangkan Pemda Lembata
1.066 Pengungsi Asal Desa Jontona Dipulangkan Pemda Lembata(MI/Alexander P. Taum)

PEMERINTAH Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/2/2021) memulangkan 1066 jiwa pengungsi asal desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur. Para pengungsi asal Desa Jontona itu sudah berada di pengungsian selama 4 bulan atau sejak erupsi dahsyat Gunung Ile Lewotolok, Minggu 29 November 2020 lalu.

Plh Sekda Kabupaten Lembata, Kedang Paulus dalam konferensi Persnya di pusat pengungsian, bekas rumah jabatan Bupati Lembata, Selasa (9/2/2021), mengatakan, Pemulangan pengungsi asal Desa Jontona berdasarkan surat dari badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, No:58.Lap/GK.05/BGV/2021. Meski berstatus Siaga atau Level III, tetapi radius ancaman menurun dari 4 Km menjadi 3 Km.

Meski diperbolehkan pulang, Pemda Lembata menghimbau warga untuk tetap mewaspadai ancaman awan panas dan erupsi yang dapat sesewaktu terjadi. Pemulangan para pengungsi itu di fasilitasi Pemerintah Kabupaten Lembata.

 

Disambut petinggi Kampung Adat
Pemulangan para pengungsi asal Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, disambut Bele (pembesar kampung dalam pranata adat) dan Raya (penguasa adat). Penyambutan para pengungsi di Desa Jontona, dilaksanakan dalam ritual adat penjemputan.

Setibanya di kampung halaman, para pengungsi tersebut diserahkan Camat Ile Ape Timur, Nikolaus Watun kepada Bele Lewuhala (pembesar kampung dalam pranata adat), Marselinus Tuan Soromaking dan Elias Kaluli Making kemudian di serahkan kepada Raya (raja-dalam pranata adat-red), Matheus Kiwan. Setelah menjalani ritual Keru Baki, para pengugsi itu dapat Kembali ke rumahnya masing-masing.

Hadir dalam ritual adat penjemputan, Camat Ile Ape Timur, Nikolaus Watun dan beberapa pejabat Kabupaten, aparat TNI/Polri yang ikut menghantar warga Jontona dari pusat pengungsian kembali ke kampung halaman mereka.

Matheus Kiwan, pemangku adat kampung adat Lewuhala, mewakili Bele Raya (petinggi kampung-red) dan seluruh warga Desa Jontona, menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah dan semua donatur dan pemerhati yang telah mencurahkan perhatian, pikiran dan tenaga serta bantuan materi kepada warga Jontona selama berada di pengungsian.

"Kami bersyukur ada pemerintah dan semua pihak yang mencurahkan perhatian dan bantuan selama masa pengungsian. Untuk itu, bersama seluruh warga Jontona kami sampaikan terimakasih buat pemerintah pada semua tingkatan, para donatur dan semua penjasa. Kita berharap,situasi ini terus membaik, agar warga bisa kembali bekerja sebagaimana biasa," ujar Matheus Kiwan.

Disaksikan media ini, Bele Lewuhala (petinggi-dalam pranata adat), Marselinus Tuan Soromaking dan Elias Kaluli Making, menerima penyerahan pengungsi oleh Camat Ile Ape Timur, Nikolaus Watun.

Penyerahan dilaksanakan di pintu masuk aula Desa Jontona.

Sebelum mengajak masuk warga pengungsi untuk dipertemukan dengan Raya Lewuhala, Matheus Kiwan, terlebih dahulu dilakukan ritual tolak bala oleh Molan (dukun), Yakobus Asan.

Selanjutnya Bele mengajak warga masuk ke aula untuk dipertemukan dengan raya yang menanti di sudut kanan aula desa.

Camat Ile Ape Timur, Nikolaus Watun mewakili pemerintah saat menyerahkan warga kepada Bele Lewuhala, mengatakan, sepanjang dalam masa pengungsian, warga dibawah tanggungjawab pemerintah. Kendati situasi belum sepenuhnya membaik, pemerintah membolehkan warga untuk kembali ke kampung halamannya.

Camat juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Bele Raya Lewuhala dan semua pihak yang ikut membantu warga selama masa tanggap darurat bencana berlangsung.

Dia berharap, kondisi gunung terus membaik agar warga bisa beraktifitas sebagaimana biasanya.

Ritual adat penjemputan warga pengungsi diakhiri dengan percikan  Keru Baki (air berkat), kepada warga pengungsi. (PT/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya