Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERMINTAAN plasma konvalesen di Kota Semarang sangat tinggi. Sehingga Dinas Kesehatan Kota Semarang mengharuskan pasien yang telah sembuh dari covid-19 mendonorkan plasma konvalesen.
Pemantauan Media Indonesia, Rabu (20/1), kasus covid-19 di Kota Semarang masih cukup tinggi dan belum menunjukkan penurunan secara signifikan. Hal ini mendorong pasien korona mencari penyembuhan yang salah satunya adalah menerima plasma konvalesen dari para penyintas.
Hal ini mendorong permintaan plasma konvalesen di Kota Semarang sangat tinggi. Namun jumlah pasien yang telah sembuh dari Covid-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen terbatas, sehingga cukup sulit untuk percepatan penyembuhan pasien covid-19.
''Setiap hari permintaan plasma konvalesen mencapai 20 kantong per hari, tetapi sayang jumlah pendonor kurang dari itu,'' kata Kepala Bagian Pelayanan Donor Darah UDD PMI Kota Semarang Yusti Triwianti.
Akibat kurangnya jumlah pendonor, ungkap Yusti, permintaan plasma konvalesen yang tidak saja datang dari dokter tetapi juga dari pihak keluarga pasien covid-19 tidak dapat terpenuhi seluruhnya. Sehingga perlu dicarikan terobosan agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan untuk memenuhi kebutuhan plasma konvalesen yang cukup tinggi setiap harinya, maka diharuskan kepada pasien yang telah sembuh dari covid-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen.
''Begitu dua minggu dinyatakan negatif, mereka harus mau atau rela mendonorkan plasmanya yakni penyintas covid-19 akan diambil satu kantong darah (500 cc),'' ujar Abdul Hakam.
Keharusan donor plasma konvalesen itu, lanjut Hakam, berlaku bagi pasien yang dirawat di rumah sakit, rumah dinas Wali Kota Semarang, transit asrama haji Manyaran, maupun isolasi mandiri, sehingga ke depan kebutuhan terhadap sarana penyembuhan pasien tersebut akan terpenuhi.
Sementara itu berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, hingga saat ini jumlah pasien covid-19 masih dirawat mencapai 975 orang. Yakni 691 orang berasal berasal dari dalam kota dan 284 orang dari luar daerah. Jumlah ini menurun jika dibanding sehari sebelumnya capai 1.042 orang.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan sebagai penyintas dan memiliki imun tinggi telah memberikan donor plasma konvalesennya. Dia bahkan terus mendorong kepada penyintas lainnya untuk merelakan diri menjadi pendonor. ''Saya telah donorkan setelah dinyatakan sembuh dari covid-19,'' tambahnya.
Jika seluruh penyintas mendonorkan plasma konvalesen, ungkap Hendrar Prihadi, maka penyembuhan pasien covid-19 dapat dipercepat. Karena dari data yang ada di Kota Semarang ini, sudah ada 16.984 orang yang dinyatakan sembuh. (Akhmad Safuan/AS/OL-10)
Wisata Malam Lights Wonderland di Semarang
Timo Scheunemann mengapresiasi banyaknya sekolah sepak bola yang kini mulai membuka kelas putri.
Lansia Mengikuti Lomba HUT ke-80 RI di Semarang
Mbak Ita menyebut bahwa seluruh camat yang menjabat di Kota Semarang pada tahun 2023 seharusnya ikut diproses hukum dalam perkara yang sama.
Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan ataupun endapan yang jadi indikatornya.
Festival layang-layang internasional di kawasan POJ City Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 23-24 Agustus 2025 diikuti peserta dari 13 negara.
Sandi mengungkapkan kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi yang beragam.
Ada beberapa langkah antisipatif yang mulai diterapkan Puskesmas Warungkondang untuk mencegah penyebaran covid-19.
Munculnya kembali covid-19 tentu perlu diantisipasi. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memitigasi penyebaran covid-19, terutama pada sektor pariwisata.
Saat ini, kelima pasien tersebut hanya bergejala ringan. Mereka sedang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Bupati memastikan terpaparnya warga tersebut saat yang bersangkutan berada di luar daerah.
Galeri menjadi catatan sekaligus spirit agar warga Jabar tak gentar, namun tetap waspada menghindari penularan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved